SUKABUMIUPDATE.com - Endang Setiawan alias Udil (43 tahun) dan Siti Patimah (29 tahun), serta dua anak perempuannya Zahra Aulia (7 tahun) dan Fitri Linggasari (3 tahun) akhirnya direlokasi ke Kampung Bonceret RT 01/01 Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi.
BACA JUGA: Keluarga Penghuni Saung di Ciracap Sukabumi Bakal Dipindah ke Kontrakan
"Atas instruksi pak Camat Ciracap, sudah ditindaklanjuti dengan mengurus administrasi kependudukan. Sekarang sudah menjadi warga Desa Purwasedar," kata Sekmat Ciracap, Burhanudin kepada sukabumiupdate.com, Selasa (25/2/2020).
"Keluarga Endang sudah direlokasi kemarin. Mereka sudah menempati rumah saudara Endang yang kosong, namun memang harus direnovasi terlebih dahulu agar anak-anak bisa nyaman dan aman," pungkas Burhanudin.
BACA JUGA: Balada Keluarga Endang, Makan Rebus Pepaya Huni Saung Tengah Kebun di Ciracap Sukabumi
Sementara itu Kepala Desa Purwasedar, Deri Riyana mengatakan, rumah ukuran 6x10 meter yang akan ditinggali oleh keluarga Endang perlu direhab terlebih dahulu di bagian belakang. Pasalnya, Endang nantinya akan tinggal di bagian belakang rumah saudaranya tersebut.
"Kami akan segera berkoordinasi dengan pihak kecamatan untuk segera merehab rumah yang akan ditempati oleh keluarga Endang. Sebelum nantinya ada program Rutilahu, karena masih ada lahan cukup untuk membangun rumah sederhana. Yang penting supaya Endang dan keluarganya nyaman dulu," singkat Deri.
BACA JUGA: Delapan Tahun, Bapak Tua dan Anak Putus Sekolah Huni Saung Butut di Sagaranten Sukabumi
Diberitakan sebelumnya, Endang dan keluarganya selama tujuh bulan tinggal di sebuah saung yang berada tak jauh dari Sungai Cikarang di Kampung Cilawang, Desa Ciracap, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi. Keluarga kecil ini tinggal di lahan perkebunan milik seseorang warga Kecamatan Ciracap. Endang bekerja mengurus lahan dengan luas sekitar tujuh hektar dengan gaji per minggu Rp 500.000.
BACA JUGA: Keluarga Penghuni Bekas Saung di Tegalbuleud Sukabumi Diberi Sembako dan Pakaian
Namun uang yang diterima ini dipotong oleh pemilik lahan karena saat itu Endang meminjam uang untuk membangun saung dan kebutuhan sehari-hari. Saung yang dihuninya dibangun dari bambu dan atapnya daun kelapa kering. Tidak ada penerangan begitupun dengan MCK. Tinggal di saung membuat keluarga ini dihantui rasa was-was, ketika hujan turun air menyelusup masuk.
Jarak saung dengan permukiman warga ini sekitar satu kilometer dan berada di tengah perkebunan. Endang pasrah dengan keadaan ini. Pernah saat itu, karena uang habis untuk membayar utang yang melilit membuat keluarga ini tidak mampu beli beras hingga terpaksa makan rebus pepaya muda.