SUKABUMIUPDATE.com - Persoalan sampah di Sukabumi seperti tak ada tuntasnya. Seperti yang terjadi di Kampung Ciaul Selaawi RT 29/08, Desa Sudajaya Girang, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, sebuah lahan kosong tepat dipinggir jalan dijadikan tempat pembuangan sampah.
Keluhan pun muncul sebab pembuangan sampah itu berada tak jauh dari permukiman warga. Warga sudah berusaha membakar sampah tersebut tapi karena sudah menumpuk ditambah musim hujan, sampah pun sulit terbakar.
BACA JUGA: Masyarakat Masih Buang Sampah Ke Sungai Cijulang Sukabumi, Ini Penampakannya!
"Semuanya juga di sini buang sampahnya. Biasanya kami suka membakar sampah-sampah itu," kata Cucu (60 tahun) warga sekitar kepada sukabumiupdate.com, Rabu (29/1/2020).
Sementara itu, warga lainnya Hidayat (32 tahun) mengungkapkan, merasa terganggu dengan keberadaan lokasi pembuangan sampah tersebut. lahan tersebut, kata Hidayat, sudah satu tahun lebih dijadikan pembuangan sampah.
BACA JUGA: Status UGG Ciletuh Palabuhanratu Bisa Dicabut karena Sampah Plastik
Menurut hidayat, lahan dikontrak pengelola objek wisata wahana air untuk pembuangan sampah. Selain itu, kata Hidayat, perusahaan telekomunikasi yang kantornya tak jauh dari sebuah toserba di pusat Kota Sukabumi juga membuang sampah ke lokasi tersebut.
"Objek wisata wahana air itu buang sampah ke sini karena mengontrak tempat dengan yang punya lahan. Perusahaan telekomunikasi juga membuang sampahnya ke sini," jelasnya.
BACA JUGA: Asal Sampah Plastik yang Kotori Pantai Kalapacondong Sukabumi, Ini Kata Nelayan
Hidayat mengatakan, hanya dibakar satu-satunya upaya warga mengatasi warga itu. Tapi ketika dibakar asapnya menganggu sekali. "Kalau dibakar asapnya juga menganggu ke warga. Makanya anak saya jarang keluar takut asap dari situ," tandas Hidayat.
Sementara itu, Ketua RW 08 Desa Sudajaya Girang Endang Suhanda menyatakan, sebelum ada jalan hanya warga setempat saja yang buang sampah ke tempat itu. Tapi sekarang setelah ada jalan, warga luar RT 29 ikut buang sampah ditempat itu sehingga sampah menumpuk.
BACA JUGA: Kolong Jembatan Jileubud Jampang Tengah Penuh Sampah, Ini Respon DLH
"Ada akses jalan sehingga warga luar juga ikut membuang ke sana, bahkan ada yang pakai mobil (bawa sampah) sehingga lama-kelamaan jadi menumpuk. Ya mungkin warga juga sekarang mengeluh karena yang buang sampah bukan hanya warga sekitar, kalau hanya warga sekitar tidak akan menumpuk seperti ini," jelasnya.
Endang berharap, pemerintah atau dinas terkait dapat memberikan solusi terbaik dalam penanganan sampah.
BACA JUGA: Semangat Pedagang Bersihkan Pantai Citepus Balai Desa Sukabumi dari Sampah
Mengenai lahan tersebut disewa untuk pembuangan sampah oleh pengelola objek wisata wahana air, Endang membenarkan hal itu. Tapi kalau kantor telekomunikasi buang sampah ke sana seperti yang diungkapkan warga, Endang tak mengetahuinya.
Terpisah, Anggota DPRD Komisi II DPRD Kabupaten Sukabumi Budi Azhar menyatakan, sampah memang menjadi persoalan yang harus ada solusinya.
BACA JUGA: Sampah Libur Natal dan Tahun Baru di Geopark Ciletuh Palabuhanratu Capai 600 Ton
Mengenai pembuangan sampah di Desa Sudajaya Girang Kecamatan Sukabumi, Budi menyatakan akan dikomunikasikan dengan dinas terkait dan pemdes serta kecamatan. Sebab persoalan sampah itu muncul karena belum terkoordinasikan.
"Artinya kan tidak terkoordinasikan, pembuangannya di tempat siapa dan bagaimana. Tetapi nanti coba kita komunikasikan dengan DLH dan kebersihan, terutama agar DLH juga berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan desa supaya (persoalan sampah) bisa tertangani (secara) baik nanti langkahnya seperti apa," jelasnya.
BACA JUGA: Tong Sampah di Geopark Ciletuh Palabuhanratu Rusak dan Hilang, Ini Kata DLH
Menurut dia, pemerintah seharusnya memberikan pemahaman kepada masyarakat dan menyiapkan minimal Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS). Sehingga masyarakat bisa membuang ke TPSS dan angkutan truk dari dinas bisa mengambil ke TPSS.
"Insya Allah nanti pada saat rapat, misal Komisi II dengan DLH Kebersihan, saya nanti akan coba menyampaikan hal ini ke DLH atau dinas terkai. Sehingga nanti biar lebih jelas titik permasalahannya. Ini harus dikomunikasikan secara baik agar tidak terjadi lagi ke depan ada pembuangan sampah liar. Antisipasinya seperti apa, misalnya tadi menyediakan TPSS," jelasnya.