SUKABUMIUPDATE.com - Jamur raksasa tumbuh di area kebun dekat permukiman warga Kampung Sindanglengo RT 26/11 Desa Sukakersa, Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi. Jamur yang rata-rata bobotnya empat kilogram itu pertama kali ditemukan oleh Parman dan Ocid pada Sabtu (4/1/2020).
BACA JUGA: Jamur Raksasa Bikin Warga Sukakersa Parakansalak Sukabumi Heboh
Baik Ocid, Parman dan warga lainnya sempat dibuat heboh. Jamur raksasa itu sempat dibawa namun beberapa warga belum berani mengkonsumsi lantaran khawatir jamur tersebut beracun.
Menanggapi fenomena tersebut, Dosen Biodiversitas Tumbuhan Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Sukabumi, Billyardi Ramdhan menjelaskan ada beberapa cara untuk mengetahui apakah jamur raksasa tersebut aman dikonsumsi atau tidak.
BACA JUGA: Beda Suweg dan Rafflesia Kata Ahli Botani Sukabumi
"Untuk memastikan jamur aman dikonsumsi atau tidak perlu dilihat langsung ke lapangan. Tapi, kalau ingin tahu bisa pakai cara ini. Jamur dipepes dengan nasi. Kalau warna nasi berubah, artinya jamur tersebut beracun. Kemudian apabila ada cincin di bagian batangnya, berarti jamur tersebut beracun," jelas Billy kepada sukabumiupdate.com, Minggu (5/1/2020).
Masih kata Billy, berdasarkan ciri-ciri fisik, asal muncul dan karakter atas tudungnya, jamur raksasa tersebut adalah jenis Supa Bulan atau Suung Bulan dengan nama ilmiah Gymnopus sp.
BACA JUGA: Warga Sukabumi Harus Tahu, Ini Tips Cara Bedakan Mangga Alpukat yang Asli
Billy juga memaparkan cara membedakan jamur beracun dan tidak beracun. Pertama, jamur beracun warnanya mencolok seperti kuning, oranye, merah, pink. Kedua, jamur beracun muncul dari kayu atau media yang mengeluarkan bau busuk. Ketiga, jamur beracun ada tepung di bagian atas payungnya. Keempat, jamur beracun tidak dihinggapi semut, atau serangga kecil.
"Sekalian edukasi, membedakan jamur beracun dan tidak beracun karena musim sekarang ini mulai banyak muncul jamur. Untuk memastikan, bisa dengan cara itu tadi, mencampur nasi lalu pepes," tandas Billy.