SUKABUMIUPDATE.com - Hujan yang belum juga turun di sebagian wilayah selatan Kabupaten Sukabumi membuat warga kesulitan mendapatkan sumber air bersih. Dampak kemarau panjang ini dialami warga Kampung Neglasari, Desa Neglasari, Kecamatan Purabaya.
Beberapa kepala keluarga di Kampung Neglasari terpaksa menggunakan air Sungai Cibening yang juga mulai kering untuk keperluan mandi, mencuci, air minum bahkan buang air besar (BAB).
BACA JUGA: Sungai Cibuni jadi Tumpuan Warga Desa Cidadap Sukabumi di Tengah Kemarau
Warga, Iman Nasrul (53 tahun) mengatakan memanfaatkan air Sungai Cibening yang berada tak jauh dari permukiman ini sejak 3 bulan terakhir setelah sumur warga kering.
"Kami setiap hari turun ke sungai untuk mandi, mencuci, dan buang air karena sama sekali tidak ada air," ungkap Iman kepada sukabumiupdate.com, Rabu (6/11 /2019).
BACA JUGA: Imbas Kemarau, 17 Kecamatan di Kabupaten Sukabumi Krisis Air Bersih
Hulu sungai Cibening dan mata air di sekitar hulu sungai ini juga dimanfaatkan Perumda Tirta Jaya Mandiri untuk keperluan masyarakat Sagaranten dan sekitarnya. Nampak ada pipa-pipa besar yang berada dilokasi tersebut. Namun beberapa warga yang berada dekat mata air enggan menggunakan jasa PDAM dengan berbagai alasan, salah satunya tak mampu bayar.
"Sebetulnya ada air pam yang juga memanfaatkan mata air Cibening ini juga, namun kami tak sanggup membayarnya jadi terpaksa kami yang dekat mata airnya hanya memanfaatkan aliran sungainya saja," jelasnya.
BACA JUGA: Perjuangan Warga Pasir Randu Jujuluk Sukabumi Mencari Air di Tengah Kemarau
Kondisi air yang kotor dan berbau bahkan sampah menumpuk di Sungai Cibening sepertinya tak disoal warga. Selam menggunakan air tersebut warga mengaku tak ada yang mengeluhkan sakit kulit atau diare.
"Alhamdulillah hingga saat ini kami tidak ada yang menderita diare atau sakit kulit. Kami berharap hujan segera turun agar kami tidak kekeringan," ungkap Eha Solihat, warga lainnya.