SUKABUMIUPDATE.com - Kerusuhan yang terjadi di Wamena, Papua memaksa para perantau untuk mengungsi dan pulang ke kampung halamannya, termasuk beberapa orang yang merupakan warga Kabupaten Sukabumi.
Ijam (49 tahun) adalah seorang dari enam warga Kabupaten Sukabumi yang pulang dari Wamena. Warga Kampung Gadog RT 02/13 Desa Citarik, Kecamatan Palabuanratu ini masih mengingat saat kerusuhan pecah di Wamena pada 29 September 2019.
BACA JUGA: Terjebak Kerusuhan, dari Palabuhanratu Ijam Merantau Dagang Pakaian ke Wamena
Saat itu, Ijam sedang berkeliling berjualan pakaian dan sandal mengendarai sepeda motor. Diperjalanan ia berpapasan dengan anak sekolah yang katanya akan berdemo ke kantor Bupati Jayawijaya.
"Saya kira biasa saja, namun ternyata ada kabar kantor dibakar termasuk di pasar-pasar juga dibakar. Beruntung ada istri tentara yang menyelamatkan saya waktu kerusuhan itu dan disuruh menunggu kondusif terlebih dahulu," tuturnya.
Setelah dirasa kondusif dan ada imbauan dari kepala suku agar tidak boleh anarkis, serta sudah banyak anggota polisi. Akhirnya Ijam pulang ke kosan yang tidak jauh dari markas Kodim. Suasana di daerah Wamena semakin mencekam, sehingga mengharuskan Ijam bersama teman-temannya mengungsi di Kodim.
"Bertemu teman-teman ini saja ketika persiapan mau turun dari Wamena di pesawat Hercules. Suasananya sudah tidak nyaman, setiap malam semua mengungsi ke Kodim," ungkapnya.
BACA JUGA: Soroti Pemulangan Warga Sukabumi di Wamena, DPRD: Pemerintah Harus Lebih Proaktif
Ijam berencana akan kembali lagi ke Wamena jika suasana sudah mulai kondusif. Pasalnya, di Sukabumi belum punya usaha apa-apa, meskipun keluarganya tinggal di Sukabumi. "Di Wamena itu pendapatannya sangat menjanjikan," pungkasnya.
Ia tinggal di Papua selama delapan tahun. Lima tahun di Jayapura dan tiga tahun di Wamena. Menurutnya masih banyak warga Sukabumi yang masih tinggal di Mawena.
BACA JUGA: Bupati Titip Pesan Ini kepada Warganya yang Mengungsi dari Wamena
"Ya masih banyak warga Sukabumi yang memilih tinggal di Jayapura setelah turun dari Wamena. Tetapi ada juga yang ingin pulang dari Wamena, cuma bantuan pesawat Herculesnya sudah ditutup oleh pemerintah daerah, jadi gak bisa turun. Sedangkan kalau menggunakan komersil harganya melonjak," paparnya.
Dari grup Paguyuban Sunda, tambah Ijam ada sekitar 100 orang warga Sukabumi, sedangkan warga Jawa Baratnya sekitar 250-300 orang. "Sebagai milih bertahan karena sudah ada juga yang sudah berkeluarga di sana," jelasnya.
Ijam pulang dari Wamena dan mendarat di Bandara Soetta pada Rabu (9/10/2019). Dia pulang bersama Lili (49 tahun) warga Kampung Buniasih RT 01/04 Desa Tonjong, Kecamatan Palabuanratu. Lalu Nurdin (26 tahun) warga Kampung Gunung Puntang RT 03/10, Desa Sirnarasa, Kecamatan Cikakak. Kemudian Siti Masitoh (16 tahun) warga Kampung Gunung Puntang Rt 03/10, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cikakak, dan Dadang Darsita (44 tahun) Kampung Rancagoong RT 03/07, Kecamatan Gegerbitung.
Menurut Ijam, dari enam orang warga Kabupaten Sukabumi, satu diantaranya yaitu Tarsono warga Desa Citarik, Palabuhanratu pulang lebih awal.