SUKABUMIUPDATE.com - Sungai Cikaso yang membelah Kecamatan Cibitung dan Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi ternyata menyimpan kisah lain. Selain sarana transportasi dan destinasi wisata, Sungai Cikaso merupakan habitat buaya. Bahkan warga sempat beberapa kali melihat buaya tersebut.
BACA JUGA: Detik-detik Menegangkan Evakuasi Buaya di Villa Palabuhanratu
Salah seorang pegiat wisata Pajampangan, Muhamad Teguh (52 tahun) menyebut, buaya yang sering menampakan diri ada sekitar tiga ekor. Dua ekor buaya panjangnya sekitar 1,5 meter, sementara satu buaya lainnya berukuran lebih besar.
"Buaya Sungai Cikaso jenisnya buaya muara. Hidup di air payau. Habitatnya berada di Sungai Cibugel Tegalbuleud, salah satu anak Sungai Cikaso. Sejak dulu memang di Sungai Cibugel Cikaso merupakan habitat buaya muara. Tapi sekitar tahun 1980-an pernah terjadi perburuan, sehingga keberadaan mereka terganggu. Dan sejak tahun 1990-an, buaya Sungai Cikaso sudah jarang terlihat lagi," kata Teguh kepada sukabumiupdate.com, Senin (23/9/2019).
BACA JUGA: Sungai Cikaso, Harapan Terakhir Warga Kalibunder dan Tegalbuled Dikala Kemarau
Masih kata Teguh, buaya di Sungai Cikaso dilaporkan kembali muncul sekitar tahun 2016 lalu. Buaya muncul di kawasan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Ujung Genteng, disusul banjir bandang di tahun tersebut dan adanya pembangunan Dermaga Apung Cikaso.
"Diperkirakan mereka, para buaya itu, keluar dari persembunyiannya karena getaran akibat pemancangan paku bumi dermaga," tuturnya.
Sejak itu, lanjut Teguh, buaya di Sungai Cikaso sering terlihat, sampai warga pun khawatir dibuatnya. "Namun alhamdulillah sampai sekarang belum pernah terjadi serangan terhadap manusia. Bahkan sekarang buaya-buaya ini muncul ke arah hulu, sekitar Jembatan Cikaso-Seungkeu. Mungkin karena kondisi muara sedang terhalang pasir alirannya, sehingga mereka mencari tempat yang lebih payau ke arah hulu," paparnya.
BACA JUGA: Harga Ikan Sidat Hasil Berburu di Muara Cikaso Tegalbuleud Tembus Rp 60 Ribu per Kg
Informasi yang dihimpun, buaya Sungai Cikaso tersebut kerap muncul pada malam hari, bersamaan dengan aktivitas warga menangkap udang.
"Kalau bisa kami minta pihak BKSDA atau PPSC Cikananga turun ke lapangan untuk memastikan keberadaan buaya di Sungai Cikaso. Saya pernah laporkan juga ke pihak terkait, namun tindak lanjut penanganannya belum tahu. Perlu diantisipasi juga, mengingat aktivitas warga di Sungai Cikaso sangat tinggi. Perlu kajian lebih lanjut apakah harus dievakuasi, atau perlu tindakan lain," pungkas Teguh.
BACA JUGA: Dikarantina di PPSC Nyalindung Sukabumi, Begini Kondisi Buaya yang Bernama Dewi
Sementara itu, Ketua RT Cilopang Desa Cibitung, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi, Engkus Kusnadi menambahkan keberadaan buaya di Sungai Cikaso ada sekitar enam ekor. Dua ekor buaya ukurannya sebesar galon, dan empat ekor buaya sebesar paha orang dewasa.
"Pernah ditemukan anak buaya mati dua bulan yang lalu, bahkan pernah ketemu telurnya juga di dekat jembatan. Saya sudah sering melihatnya di waktu malam saat musim impun, di dekat Dermaga Apung Cikaso," beber Engkus.
Untuk diketahui, buaya muara termasuk dalam salah satu satwa dilindungi berdasarkan Undang-undang nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Kemudian dalam Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 1999 dijelaskan bahwa status buaya muara tergolong ke dalam satwa liar yang dilindungi.