SUKABUMIUPDATE.com - Sejumlah pihak melayangkan protes ke operator google maps setelah aplikasi tersebut mencantumkan tanda lokasi gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) Surade yang ternyata tidak sesuai fakta. Protes dilayangkan 10 Agustus 2019 silam setelah screenshot tanda lokasi gereja viral di grup facebook dan whatsapp warga Surade dan Pajampangan.
Hal ini disampaikan Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi kepada sukabumiupdate.com, Selasa (13/8/2019). “Setelah dicek ternyata tidak ada gereja di lokasi tersebut, warga bersama Muspika Surade termasuk KUA (perwakilan Depag) langsung melayangkan protes ke operator google maps, dan tadi pagi tanda lokasi gereja HKBP Surade sudah tidak ada.”
Selasa kemarin (12/8/2019) tim gabungan kembali memang melakukan pengecekan langsung ke lokasi tanda tersebut dikordinat -7,32822, 106,5807, 183,1m, 89 derajat. Hasil pengecekan disekitar kordinat tersebut hanya ditemukan sebuah saung atau pondokan penjaga kebun.
BACA JUGA: Heboh Tanda Lokasi Gereja di Surade Sukabumi, Setelah Dicek Hanya Saung
Kapolres menambahkan bahwa pihaknya masih melakukan mengecekan lainnya termasuk menjadi informasi terkiat munculnya tanda lokasi di aplikasi google maps. “Aneh juga ya, nanti kita coba telusuri lebih jauh,” pungkas AKBP Nasriadi.
Sementara itu, Kepala KUA (Kantor Urusan Agama) Surade, Sulaeman Jamal memastikan tidak ada protes perizinan terkait pembangunan di sarana ibadah termasuk gereja di wilayah Kecamatan Surade. “Kejadian ini sudah kami laporkan ke Kemenag," pungkasnya singkat.
BACA JUGA: Heboh Tanda Lokasi Gereja di Surade, Ada Saung Mau Dibangun Villa Milik Tionghoa
Seperti diberitakan sebelumnya, tanda lokasi gereja (HKBP) tiba-tiba muncul di Kampung Cirangkong Desa Citanglar, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi pada aplikasi google maps. Warga Surade dan Pajampangan heboh setelah screenshot aplikasi google maps tentang keberadaan gereja HKBP Surade beredar di grup media sosial.
Pjs Kepala Desa Citanglar, Karmudin menyebutkan lokasi sawung tersebut sekitar satu kilometer dari pemukiman warga. Selain saung, sekitar satu kilometer juga ada sebuah bangunan, yang menurut informasi warga sekitar akan dijadikan villa atau penginapan milik seorang keturunan Tionghoa yang mempunyai istri orang setempat.