SUKABUMIUPDATE.com - Lebih dari tiga bulan sejak para pengungsi tinggal di posko pengungsian bencana pergerakan tanah Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi. Mereka kini tinggal di posko pengungsian dan hidup alakadarnya.
BACA JUGA: Huntara Hamba Allah Dibongkar, Ini Harapan Warga Kertaangsana
Sejak itu pula para bermunculan cerita-cerita dari para pengungsi. Seperti yang dialami Ujang Dahlan (44 tahun). Selama tinggal di posko pengungsian, hampir setiap malam ia harus tidur berdesakan dengan penghuni lainnya.
"Terkadang, para ibu-ibu harus bergantian memasak. Kondisi seperti ini, mau cari uang juga susah, karena ladang dan sawah amblas," kata Ujang saat diwawancarai sukabumiupdate.com, Rabu (10/7/2019) malam di posko pengungsian.
BACA JUGA: Huntara Bantuan Hamba Allah di Kertaangsana Akan Dibongkar
Yang membuat ia sedih saat melihat anak-anak yang biasanya tidur di dalam rumah, terpaksa tidur dengan kondisi tak nyaman, berteman cuaca dingin nan menusuk.
"Tempat pengungsian kan tidak semua tertutup, jadi pada saat malam hari memang sangat dingin karena memang suhu di daerah sini sangat dingin," lanjutnya.
BACA JUGA: Huntara Korban Pergerakan Tanah Kertaangsana yang Dibangun Donatur Tidak Sesuai Spek
Permasalahan lainnya, para pengungsi seringkali kesulitan mendapat air bersih. "Di pengungsian sangat kesulitan air untuk memasak, mandi dan mencuci. Karena ini musim kemarau jadi memang sangat sulit. Terus sumber air juga sangat jauh dari lokasi pengungsian," imbuh Ujang.
Sementara, pengungsi lainnya, Ida Empang Hamid (46 tahun) berharap pihak-pihak terkait memperhatikan lagi apa yang dibutuhkan oleh para pengungsi. Semisal, kebutuhan sembako. Ida menyebut saat ini harga sembako kerap naik, sedangkan ia tak mempunyai mata pencaharian selain jadi ibu rumah tangga.
BACA JUGA: Huntara Bantuan Hamba Allah Gagal, Bagaimana Nasib Korban Bencana Kertaangsana Sukabumi?
"Sebagian warga banyak yang bertani, sedangkan ladangnya sebagian amblas. Jadi sangat sulit untuk mencari uang. Kami juga mengharapkan kedepannya agar pembangunan Huntara bisa cepat dilakukan karena warga di pengungsian sudah tak nyaman. Semua sudah ingin mendapatkan suasa nyaman seperti di rumah sebelumnya," pungkas Ida.