SUKABUMIUPDATE.com - Perahu jenis fiber 3 GT bernama ND Putra 03 milik nelayan Ujung Genteng, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi sempat hilang kontak pada Sabtu (29/6/2019) lalu.
Perahu congkreng yang dikemudikan Asep (30 tahun) dan seorang Anak Buah Kapal (ABK), Baridin (45 tahun) itu ditemukan terombang-ambing di tengah laut Binuangeun, Banten pada Selasa (2/7/2019).
BACA JUGA: Hilang, Perahu Nelayan Ujunggenteng Ditemukan di Laut Binuangeun Banten
Informasi terakhir, Rabu (3/7/2019) siang, perahu sudah kembali bersandar di Pantai Ujung Genteng. Baik juru mudi, maupun ABK dinyatakan selamat.
Asep dan Baridin merupakan warga Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang. Mereka baru dua bulan menjajal menjadi perairan Ujung Genteng. Sebelumnya Asep dan Baridin adalah nelayan di laut utara Jawa (Pantura).
"Yang kami ingat waktu itu sedang menjalankan perahu dengan pelan, sehingga teman-teman nelayan lain di belakang menyusul duluan. Kami sempat isi bensin dulu. Selesai isi bensin, kami melanjutkan perjalanan, tapi perahu yang lain dan daratan tak terlihat, terhalang kabut," kata Asep kepada sukabumiupdate.com, Rabu siang.
(Dari kiri) Baridin ABK perahu ND Putra 03, Ketua Rukun Nelayan Ujung Genteng Asep Jeka, dan Asep Kibang juru mudi perahu ND Putra 03. | Sumber Foto: Istimewa
Padahal, lanjut Asep, biasanya dari perairan Kutamara Minajaya dalam waktu satu jam sudah bisa melihat daratan Ujung Genteng, namun pada saat itu ia sama sekali tak bisa melihat daratan. Ia pun sempat terombang-ambing di tengah lautan, serta komunikasi terputus.
"Sabtu sore pukul 17.00 WIB, sempat melihat lampu perahu dari kejauhan. Kami kejar, tapi namun belum juga mendekat sudah habis bahan bakar," lanjut Asep.
BACA JUGA: Kronologis Hilangnya Perahu Congkreng di Perairan Mina Jaya Sukabumi
Tak menyerah, Asep dan Baridin terus berupaya mencari daratan. Mereka sempat melihat ada cerobong PLTU dan daratan. Saat itu juga jangkar perahu diturunkan.
"Kemungkinan kami saat itu berada di laut Citireum Pantai Pangumbahan, disitulah kami pasang jangkar, dan kasih kabar ke teman melalui SMS. Karena arus serta angin kencang, perahu kembali terbawa ke tengah lautan," pungkas Asep.
Sementara itu, sang ABK, Baridin sudah menduga perahu salah arah ketika melihat air laut semakin berwarna kehitaman. Kondisi diperparah dengan kabut tebal yang menutup pandangan. Selama sekitar satu jam mereka berupaya mencari daratan.
"Saat perahu kehabisan bahan bakar, biar perahu tetap bisa diarahkan kami membuat layar dari terpal dilapis waring, sambil mendayung dari kayu papan mengarahkan perahu, berharap ketemu perahu nelayan di tengah lautan," ulasnya sembari memperagakan.
"Senin malam, kami sempat melihat cahaya entah perahu nelayan, atau apalah, kami bikin mercusuar dengan membakar celana kolor dan senter baterai SOS, sambil berteriak minta tolong. Keesokan harinya kami lanjut perjalanan, lihat perahu pagang, tapi tidak ada nelayan," imbuh Baridin.
BACA JUGA: Perahu Nelayan Ujunggenteng Hilang Kontak
Sejurus kemudian, Selasa sore nelayan lain mulai berdatangan. Diketahui mereka ada di perairan Bangkorak. Mereka kemudian digandeng speedboat ke Buniangen, Banten.
"Perahu sudah tiba ke Ujung Genteng dari Buniangen, lewat laut selama enam jam perjalanan, dibawa oleh teman nelayan," pungkas Baridin.