SUKABUMIUPDATE.com - Bappeda Kabupaten Sukabumi meninjau kondisi irigasi di Sungai Cibojong, Kecamatan Jayabakti, Kecamatan Cidahu, Kamis (28/6/2019). Irigasi di Sungai Cibojong jebol pada tahun lalu, tepatnya pada Sabtu (3/3/2018). Akibat kejadian tersebut, kini puluhan hektar sawah di Desa Jayabakti dan Desa Pondokkasotengah kering.
Koordinator Komisi Irigasi Kabupaten Sukabumi Agam Hamzah Ismail menyatakan, peninjauan tersebut nantinya menjadi referensi untuk perencanaan penganggaran.
BACA JUGA: Irigasi Jebol dari Tahun Lalu, Puluhan Hektar Sawah di Cidahu Sukabumi Kering
"Untuk hari ini kita meninjau lokasi. Nanti bahasa secara teknisnya ada tim lagi untuk mengukur bagaimana seharusnya. Hasil dari tinjauan ini akan dilaporkan kepada Bappeda. Bappeda akan menindaklanjuti dari verifikasi ini, kalau saya lihat dari kebutuhan masyarakat, (irigasi) ini memang dibutuhkan masyarakat," ujar Agam.
Kedepanya apabila irigasi ini sudah dibangun kembali maka diharapkan partisipasi masyarakat untuk merawat irigasi tersebut. Diantaranya membentuk Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A).
BACA JUGA: 70 Hektar Area Sawah di Wilayah Utara Sukabumi Terancam Kering
Agam mengungkapkan, belum bisa memastikan waktu pembangunan irigasi maka dari itu masyarakat diminta bersabar karena pemerintah sedang mengupayakan secepatnya.
"Kita lihat saja nanti, mudah-mudahan dalam waktu dekat ini dengan adanya dorongan dari pihak kecamatan dan masyarakat. Kita coba kalau mungkin ada DAK atau bagaimana untuk anggaran akan disiasati atau bagaimana. Yang jelas pemerintah akan peduli terhadap kepentingan masyarakat," ujarnya.
BACA JUGA: Tanggul Irigasi di Mekarsari Cicurug Sukabumi Jebol
Sementara itu, Pelaksana Seksi Lahan dan Air Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi Dede Kurniadi mengatakan, lahan sawah masyarakat yang terdampak jebolnya irigasi Sungai Cijobong cukup luas. Menurut dia, dari data Dinas Pertanian, lahan sawah yang terdampak yaitu di blok Cikalong Desa Jayabakti seluas 20 hektar kemudian blok Tapos Desa Pondokkasotengah sekitar 40 hektar.
Dari dua blok itu beda kondisinya, di blok Cikalong mengalami gagal tanam sebab saat menanam dalam keadaan kering tidak suplai air. Lalu blok Tapos mengalami gagal panen, keadaan ini terjadi saat menaman suplai air terpenuhi kemudian saat padi berisi air kering.
BACA JUGA: Irigasi Jebol Rumah Warga di Cicurug Sukabumi Rusak
"Dampak dari terhentinya aliran air ini kalau tanaman yang sudah ditanam dari awal bisa gagal panen bahkan bisa fuso. Tapi yang baru ditanam gagal tanam. Jadi tanaman yang baru ditanam sudah kering tak bisa tumbuh," ujar Dede.
Menurut dede, terkait hal ini maka harus secepatnya irigasi diperbaiki.
"Kami menyimpulkan bahwa ini penting sekali untuk ditindaklanjuti dan di follow up langsung menjadi sebuah kegiatan perbaikan irigasi yang ada di Cidahu," jelasnya.
BACA JUGA: Karang Taruna Nagrak Utara Sukabumi Sulap Irigasi jadi Spot Selfie
Forum Masyarakat Peduli Lingkungan Kabupaten Sukabumi (FMPL) meminta kepastian perbaikan irigasi tersebut. Irigasi tersebut tak hanya penting untuk lahan pertanian saja akan tetapi untuk kebutuhan air masyarakat. Maka dari itu FMPL mendesak pemerintah untuk segera memperbaiki irigasi tersebut.
"Kami mempertanyakan kepastian perbaikan irigasi Cibojong dan nasib petani yang hingga kini tidak lagi dapat menggunakan aliran irigasi karena kekeringan. Kami masyarakat mendesak kepada Pemerintah agar cepat mengatasi jebolnya tanggul sungai Cibojong," ujar Ade Jalaludin dari FMPL.