SUKABUMIUPDATE.com - Lebih dari sepekan berlalu sejak jembatan penghubung Desa Sirnarasa Kecamatan Cikakak dengan Desa Sirnaresmi Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi yang berada di Kampung Cisarua yang hanyut tergerus banjir bandang. Lantaran menjadi akses utama, akhirnya warga berinisiatif membangun jembatan sementara, dan sudah bisa dilalui kendaraan roda dua.
BACA JUGA: Darurat, Warga Bangun Jembatan Penghubung Kampung Adat Sukabumi
Jembatan yang juga akses ke penghubung Kampung Adat Sirnarasa dan Ciptagelar itu adalah akses utama warga yang hendak berpergian, baik ke pasar maupun berkebun. Kondisi jembatan yang belum mendapat perbaikan akhirnya menuai keluhan warga. Salah satunya Edah (42 tahun) warga Kampung Ciptarasa yang sehari-hari biasa berbelanja ke Pasar Palabuhanratu.
"Kondisi ini sudah satu minggu lebih. Saya ke pasar dua hari sekali menggunakan angkutan kendaraan roda empat. Setelah jembatan rusak, biaya perjalanan dari Pasar Palabuhanratu ke rumah jadi naik hampir dua kali lipat. Biasanya ongkos itu Rp 100 ribu sekali ke pasar, sekarang mah jadi Rp 150 ribu," ujarnya, Senin (15/4/2019).
Naiknya ongkos perjalanan ke pasar membuat Endah terpaksa harus mengurangi jatah belanja untuk keperluan usaha warungnya.
"Ada jalan lain, cuman jauh. Biasanya satu jam dari pasar sampai ke rumah. Kalau lewat jalan lain yang memutar itu butuh waktu dua jam. Otomatis ongkos juga naik kan, ya mending lewat sini meskipun harus berganti kendaraan pakai motor," jelasnya.
Sementara itu, Abay Ariyanto (27 tahun) menambahkan, warga yang akan pergi berkebun juga terpaksa harus menyeberangi Sungai Cisarua, meski harus bertaruh nyawa saat melintas. Hal itu rela dilakukan ketimbang melewati jalur lain yang memakan waktu lebih lama.
"Warga berharap jembatan ini segera diperbaiki. Bukan Ibu Edah saja yang selalu berbelanja di pasar dan melewati jembatan Cisarua ini, masih ada beberapa orang lagi yang seperti Ibu Edah yang memiliki usaha warung yang rutin ke pasar," ujar Abay.
BACA JUGA: Jembatan Penghubung Kampung Adat di Sukabumi Putus, Warga Nekat Seberangi Sungai
Sementara itu, Yogi (18 tahun) siswa Kelas II MA Miftahusaadah berharap pemerintah segera memperbaiki jembatan tersebut. Yogi mengaku seringkali dihantui rasa was-was saat berangkat atau pulang sekolah, begitu melihat air sungai besar dan menghambat sekolahnya.
"Inginnya cepat dibangun kembali, karena kalau airnya sedang besar, saya nanti sudah dipastikan tidak bisa menyeberang," singkat Yogi.