SUKABUMIUPDATE.com - Pekerja Sosial (Peksos) Dinas Sosial Kota Sukabumi Intan Khoerunnisa menjelaskan hasil assesment enam korban bencana gempa bumi Palu, Sulawesi Tengah, asal Kota Sukabumi masih mengalami traumatik. Hal itu dilihat dari tiga faktor yakni biologis, psikologis, dan spritual.
"Masih ada pusing dan gemeteran tapi tidak terlalu parah. Kalau jendela ketutup saja menurut pengakuannya masih gemeteran, masih ada trauma," ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Kamis (11/10/2018).
Secara biologis, kata Intan, kesehatan fisik para korban terbilang bagus. Apalagi tadi ada tim kesehatan memeriksanya untuk penanganannya. Dari Psikologis juga tidak begitu ada trauma mendalam tapi tetap harus ada pemulihan.
BACA JUGA: Dinsos Kota Sukabumi Lakukan Assesment Keluarga Korban Gempa Palu
"Apalagi salah satu korban menyebutkan kurang banyak teman, sehingga perlu ada dukungan. Keluarga juga paling penting saling menyemangati untuk pemulihannya," ucap Intan.
Kemudian secara psikologis, petugas tidak menemukan adanya trauma mendalam pada anak-anak. Hanya saja, mereka masih takut jika ke kamar mandi, karena ketika gempa, anak-anak sedang mandi.
BACA JUGA: Terdampak Gempa Palu, Korban Gempa Tinggal Sementara di Kota Sukabumi
"Aspek sosial anak sudah mau main. Jadi membantu juga memulihkan traumanya. Sedangkan dari aspek spiritual kebetulan keluarganya muslim yang taat, si ibunya meyakini mereka selamat atas pertolongan Allah yang maha kuasa. Sering dengar ceramah, pengajian, ngamalin doa-doa dan ada iman yang kuat sehingga bisa lebih tegar menghadapi kejadian gempa," terangnya.
Setelah ini, pihaknya akan koordinasi dengan dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) agar lebih jelas seberapa berat traumanya.
"Salah satu untuk memulihkan kembali dari trauma harus dibantu juga dengan dirinya sendiri. Kalau dirinya sendiri sendiri semangat maka akan lebih cepat," pungkasnya.