SUKABUMIUPDATE.com - Polisi mendalami kasus dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang atau TPPO yang menimpa F (28 tahun), warga Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi. Kepolisian masih mengumpulkan keterangan soal F yang minta dipulangkan dari Laos.
"Saya sedang kumpulkan bahan keterangannya, periksa dulu semua. Pertama itu disuruh sama siapa. Diperiksa dulu nanti hasilnya kita infokan," kata Kapolsek Citamiang AKP Arif Saptaraharja kepada awak media pada Selasa (9/8/2022).
Berdasarkan keterangan sementara, Arif menyebut pemuda berinisial F tersebut diduga hanya ingin pulang. "Kalau saya terima keterangan di sana (Laos), dia sudah kerja dan hanya ingin pulang," ujar Arif.
F mengaku sudah tak tahan kerja di Laos. Ia bahkan meminta tolong ke Presiden Jokowi supaya bisa pulang dengan selamat ke Sukabumi. Senin kemarin, F mengabarkan dirinya dalam kondisi baik-baik saja, namun sudah tak sanggup menjalani pekerjaan di negara tersebut.
Baca Juga :
Baca Juga :
Pemuda yang awalnya diimingi-imingi kerja di Thailand dengan gaji besar itu dibawa ke Laos dan saat ini bekerja di sebuah perusahaan investasi dengan sistem trading. F merasa tertipu karena semula ditawari kerja di Thailand, namun ternyata di Laos bersama seorang temannya asal Cisaat, Kabupaten Sukabumi.
Keduanya berangkat dari Sukabumi pada Selasa, 2 Agustus 2022. Mereka naik pesawat dari Bandara Soekarno-Hatta, tiba di Bangkok, lalu ke Kota Chiang Mai, Thailand. Dari Chiang Mai, F dan temannya dibawa hingga ke tepian Sungai Mekong, perbatasan Thailand dan Laos.
Setibanya di Laos, kedua warga Sukabumi tersebut ditempatkan di sebuah apartemen. Mereka langsung diarahkan sebagai pencari investor di situs aplikasi trading.
"HP saya disita. Ini komunikasi pakai HP perusahaan, yang dipegang saya untuk mencari investor-investor itu," kata F yang menyebut tidak ada kontrak perjanjian Kerja apa pun di perusahaannya, Senin.
Selama di Laos, F mengaku sehari-hari terpaksa hanya makan nasi putih. Sebab, lauk yang disediakan rata-rata adalah daging babi (dilarang atau haram dimakan dalam keyakinan F dan temannya). "Kebanyakan dikasih makannya daging babi. Saya memilih makan nasi, kadang kalau ada sayurnya baru sama sayur itu," ujar dia.
Kedua pemuda asal Sukabumi itu berharap ada yang menjemput atau membantunya kembali ke Indonesia. "Harapan saya ada yang jemput. Kita tidak bisa keluar dari gedung ini (apartemen), dan saya terancam kalau sebulan tidak dapat transaksi penjualan atau investor, informasinya akan dijual ke perusahan lain," kata F.
Sebelumnya F sudah berusaha menghubungi pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia atau KBRI di Negara Laos. Namun hingga berita ini ditayangkan, belum ada tanggapan.