SUKABUMIUPDATE.com - Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara tatap muka di Kota Sukabumi tidak jadi dilaksanakan pada tanggal 13 Juli 2020 lalu. Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mengatakan, hal itu disebabkan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim akan terlebih dahulu melakukan konsultasi terkait indikator keselamatan siswa dalam pelaksanaan KBM secara tatap muka.
"Kita diskusi, setelah Pak Menteri dan Pak Wapres melihat skema yang kami siapkan, Pak Menteri menyatakan perlu dikonsultasikan terlebih dulu terkait indikator keselamatan siswa. Karena kami bersepakat keselamatan siswa jauh lebih tinggi dari apapun," kata Fahmi saat menjadi narasumber acara talk show media sosial Tamu Mang Koko di Kantor Redaksi sukabumiupdate.com, Sabtu (18/7/2020).
BACA JUGA: Tracing Kasus Covid-19 Tak Berhenti Meski Kota Sukabumi Zona Hijau
Fahmi menuturkan, pihaknya telah menyiapkan tiga skema pelaksanaan KBM secara tatap muka saat Wakil Presiden Republik Indonesia Ma'ruf Amin dan Mendikbud Nadiem Makarim melakukan kunjungan kerja ke Kota Sukabumi pada beberapa waktu lalu.
Skema pertama, siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan memakai masker dan face shield. Kedua, siswa melaksanakan pembelajaran dengan memakai masker, face shield dan juga pembatas sejenis tirai. Ketiga, siswa melaksanakan pembelajaran tidak memakai masker dan face shield, cukup menggunakan tirai. Tapi saat keluar kelas, siswa wajib memakai masker dan face shield.
BACA JUGA: Jadwal Sekolah Tatap Muka di Kota Sukabumi Mundur? Belum Dimulai 13 Juli, Ini Alasannya
"Bukan Wali Kota atau Gugus Tugas Kota Sukabumi yang menunda. Tetap kami masih menunggu sinyal hijau. Kalau dari kementerian kepada provinsi menyatakan tatap muka, kami siap. Tapi bukan berarti seluruh sekolah melaksanakan tatap muka. Yang boleh itu sekolah yang dinyatakan siap," jelas Fahmi.
Fahmi mengungkapkan, yang sebenarnya menjadi perhatian ketika KBM dilaksanakan secara tatap muka, bukanlah saat siswa berada di dalam kelas. Melainkan, saat para siswa berada di luar kelas.
BACA JUGA: Zona Hijau di Kota Sukabumi Bukan Berarti Nol Kasus Covid-19, Berikut Penjelasannya
"Kita sempat diskusi, sebenarnya kalau di sekolah itu anak aman. Tapi bagaimana anak dari rumah ke sekolah, dari sekolah ke rumah. Justru yang tidak aman itu di situnya. Bukan proses pembelajarannya. Kita tidak ingin sekolah menjadi kluster baru."
Fahmi memberikan sejumlah contoh (catatan) negara-negara yang malah blunder saat terlalu cepat membuka kembali sekolah ditengah pandemi. “Ada korea selatan, perancis, singapura memulai belajar tatap muka karena sudah berada di zona hijau, menemukan peningkatan kasus yang cukup signifikan, bahkan klasternya adalah lembaga pendidikan, kita tidak mau itu terjadi di Kota Sukabumi,” pungkasnya.
Untuk informasi lebih lengkap blak-blakanya Wali Kota Sukabumi soal zona hijau dan sekolah tatap muka yang tertunda, simak obrolan santainya di acara tamu mang koko. klik disini!