SUKABUMIUPDATE.com - Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi mengaku prihatin dengan aksi tawuran pelajar SD di Cicurug, Kabupaten Sukabumi.
Leni Liawati, wakil ketua Komisi IV menyatakan peristiwa yang terjadi pada Jumat, 21 Februari 2020 itu tidak pantas untuk ditiru, untuk itu Leni meminta hal itu menjadi perhatian semua pihak agar tidak kembali terulang di kemudian hari.
BACA JUGA: Pelaku Tawuran SD di Cicurug Sukabumi Jalani Satu Bulan Masa Pembinaan, Ini Detail Kegiatannya
"Miris sekali, tingkah lakunya tidak mencerminkan seperti pelajar. Mereka perlu dibina secara serius, pengawasan semua pihak harus lebih ditingkatkan," ujar Leni kepada sukabumiupdate.com, Kamis (27/2/2020).
Sebelumnya, pelajar dari dua SD di Cicurug terlibat tawuran. Aksi brutal pelajar ini dilakukan di sebuah lapangan yang tak jauh dari Gedung Putih, Desa Purwasari, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi.
BACA JUGA: Polisi Sebut Ada Provokasi Senior di Tawuran Siswa SD Cicurug Sukabumi
Aksi brutal itu juga melibatkan pelajar dari dua SMP. Pelajar SMP ini diketahui membantu atau membackingi salah satu SD yang tawuran. Para pelaku tawuran ini mempersenjatai diri dengan celurit, sabuk yang iikat gir, dan batang besi.
Sementara itu, anggota komisi IV Agus Zen Nurahray menyatakan sistem pendidikan di Kabupaten Sukabumi yang lemah sehingga sangat rentan terjadinya penyakit sosial di kalangan pelajar. Untuk itu butuh payung hukum yang kokoh untuk menghindari penyakit sosial seperti tawuran, perkelahian, asusila, pergaulan bebas di kalangan para pelajar.
BACA JUGA: Fakta Soal Video Tawuran Anak SD, Terjadi di Cicurug Sukabumi Dibantu Pelajar SMP
Menurut Agus, keadaan saat ini begitu memperihatinkan karena sebelumnya sudah ada pelajar yang meninggal dunia akibat pembacokan yang dilakukan pelajar lain.
"Belum lama kejadian pembacokan pelajar hingga meninggal. Saya berharap ke depan ada sebuah regulasi yang bisa menjamin keamanan para pelajar sebagai kontrak sosial antara pemerintah daerah dengan masyarakat khususunya para pelajar hingga kejadian-kejadian seperti ini tidak terulang kembali," kata Agus.
BACA JUGA: Pelajar SD di Cicurug Sukabumi Tawuran, Disdik Tegaskan Pelaku Sudah Ditangani dan Dibina
Dengan adanya kejadian tersebut, keamanan anak-anak didik atau pelajar di Kabupaten Sukabumi belum terjamin. Sebab di usia yang masih belasan tahun sudah seperti memiliki beban masalah yang cukup tinggi karena urusan nyawa taruhannya.
"Mereka masih anak-anak tapi seolah memiliki persoalan yang rumit seperti halnya orang orang dewasa yang memang hidupnya lebih banyak tuntutan. Harus ada solusi kongkrit dari semua pihak, pemerintah daerah khususnya dinas pendidikan karena anak anak pelajar atau para siswa secara moral menjadi tanggungjawab sekolah atau dunia pendidikan," pungkasnya.