SUKABUMIUPDATE.com - Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi menyebut, keterlibatan pemuda dalam proses perencanaan pembangunan suatu kota merupakan hal yang sangat penting. Hal itu dikatakan Fahmi saat membuka acara Sukabumi Youth Planner Conference, di Ballroom Hotel Maxone Sukabumi.
BACA JUGA: Mau Modal Usaha, SCH Tawarkan Program Danakitri Bagi Pelaku Ekonomi Kreatif Kota Sukabumi
"Karena sekitar tahun 2025-2030 nanti, kita akan mengalami bonus demografi. Artinya usia produktif jauh lebih tinggi dari usia non produktif," jelas Fahmi kepada sukabumiupdate.com, Kamis (26/12/2019).
Fahmi menuturkan, kemampuan merencanakan suatu pembangunan akan sangat berguna bagi para pemuda, saat mereka masuk dalam masa bonus demografi nanti. Kata Fahmi, kegiatan Sukabumi Youth Planner Conference juga pertama kali digelar semenjak kota ini didirikan.
"Melibatkan para pemuda mari kita rencanakan apa yang akan kita bangun untuk kota kita. Kalau kota ini kita design tidak melibatkan anak muda, maka akan seperti apa kota kita. Terlebih kalau usia produktif ini tidak dieksplore kemampuannya, maka akan jadi beban pembangunan, padahal seharusnya menjadi aset pembangunan," jelas Fahmi.
Kegiatan yang digagas oleh Bappeda Kota Sukabumi bersama Sukabumi Creative Hub (SCH) tersebut, melibatkan tujuh puluh pemuda Kota Sukabumi yang dibagi ke dalam tujuh isu berbeda, diantaranya adalah isu lingkungan, infrastruktur, ekonomi, sosial budaya, pariwisata dan kesehatan serta pendidikan. Nantinya, para pemuda itu akan merencakan gagasan pembangunan berdasarkan hasil obervasi yang telah mereka lakukan.
BACA JUGA: Pemkot Sukabumi Dinobatkan Jadi Salah satu Kota Kreatif di Jawa Barat
Mereka datang dari berbagai latar belakang pendidikan dan profesi, pelajar, mahasiswa dan umum dengan rata-rata usia 15 hingga 30 tahun. Mereka direkrut dari sistem jejaring media sosial Sukabumi Youth Planner.
Seorang peserta Diana Yusup mengungkapkan salah satu ide yang ingin ia tuangkan dalam acara tersebut adalah pembangunan kantung parkir di beberapa titik, terutama di Jalan Ahmad Yani Kota Sukabumi. "Karena kondisi Jalan Ahmad Yani saat ini sudah tidak terlalu nyaman bagi pejalan kaki dan juga pengendara," ucapnya.
Berbeda dengan Diana, peserta lain Ricky Ahmad Saepulloh menuturkan, dirinya memiliki gagasan mengenai akomodasi truk untuk mengangkut sampah, yang sudah dipilah di tempat pembuangan sampah setempat oleh masyarakat.
"Truk sampah yang ada mengangkut sesuai dengan apa yang diangkut. Organik diangkut oleh truk organik, begitupun yang non-organik," singkatnya.