SUKABUMIUPDATE.com - Direktur Research and Literacy Institute (RLI) Mulyawan Safwandy Nugraha menyebut, salah satu faktor penyebab muncuknya paham radikalisme adalah kurangnya pemahaman keilmuan, sehingga menyebabkan seseorang tidak mampu mencerna setiap berita yang beredar.
BACA JUGA: Direktur RLI: Dosen, Guru dan Mahasiswa di Sukabumi Harus Produktif Tulis Karya Ilmiah
"Mahasiswa sebagai kaum milenial merupakan garda terdepan dan perlu dibekali jiwa kepemimpinan yang aktif, kreatif dan inovatif serta unggul dan mandiri. Sehingga dapat menjadi salah satu kekuatan dalam melawan berkembangnya paham radikalisme," ucap Mulyawan dalam diskusi publik bertema "Radikalisme dan Populisme di Masyarakat Indonesia" yang digelar oleh STAI Kharisma Cicurug, Kamis (30/1/2020) di Nipah Valley Sukabumi.
"Penanaman kebinekaan serta jiwa Pancasila yang menjunjung nasionalisme dilengkapi dengan kecukupan kebutuhan spiritual juga peningkatan literasi dapat menjadi solusi akan permasalahan ini," sambung Mulyawan.
BACA JUGA: Research and Literacy Institute Beberkan Empat Alasan Ketua DPRD Pilih Ikut Pilkada Sukabumi
Tak hanya Mulyawan, dalam diskusi tersebut turut hadir Dr Bambang Wahyu sebagai narasumber. Dalam pemaparannya, Bambang menegaskan, sebab terjadinya populisme adalah berawal dari ketimpangan ekonomi dan kesejahteraan. "Fantasi sosial kesadaran realitas sosial yang di mainkan oleh para elit baik penguasa maupun pengusaha," tegasnya.
Diskusi tersebut, diikuti oleh ratusan peserta yang berasal dari kalangan mahasiswa, organisasi kepemudaan, organisasi masyarakat dan masyarakat secara umum. Pasca seminar ini, diharapkan setiap audiens dapat memahami secara utuh makna radikalisme dan populisme di masyarakat Indonesia.