SUKABUMIUPDATE.com - Kurangnya produktivitas dalam menulis Karya Tulis Ilmiah (KTI) di kalangan dosen mendapat sorotan dari Direktur Research And Literacy Institut (RLI) Mulyawan Safwandy Nugraha. Hal itu dikatakan Mulyawan dalam Seminar Nasional dan Workshop dengan tema "Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Optimalisasi TIK dalam Penulisan KTI", yang digelar di Gedung KH Ahmad Sanusi Kota Sukabumi, Minggu (5/1/2020).
"Dalam Seminar Nasional dan Workshop ini, lembaga RLI mengambil peran untuk mengedukasi para guru, dosen dan mahasiswa terkait dengan tata cara penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI)," ucap Mulyawan kepada sukabumiupdate.com, usai seminar.
Kegiatan yang dihadiri oleh sekitar 100 orang dari kalangan guru, dosen dan mahasiswa serta masyarakat umumnya tersebut digagas oleh RLI bekerjasama dengan Ikatan Guru Indonesia (IGI) dan STAI Syamsul Ulum.
BACA JUGA: Direktur RLI: Jangan Terlalu Ngumbar Janji, Cangkeul!
"Materi seminar yang diberikan adalah seputar penulisan KTI dan bagaimana optimalisasi TIK (Teknologi Informasi Informatika) dalam penulisan KTI itu sendiri. Seminar dan workshop ini bertujuan memberikan edukasi kepada guru, dosen dan mahasiswa, karena mereka semua dituntut untuk membuat KTI yang baik dan benar. Maka perlu kiranya ada sebuah pengetahuan baru untuk meningkatkan kualitas dalam hal kepenulisan," jelas Mulyawan.
Lanjut Mulyawan, KTI sendiri dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti makalah, laporan penelitian, penyusunan buku-buku ilmiah, maupun karya ilmiah yang dipublikasikan dalam media massa. Untuk melakukan kegiatan tersebut, ditempuh berbagai upaya, salah satunya adalah membudayakan kegiatan membaca dan menulis di kalangan dosen, guru dan mahasiswa.
BACA JUGA: 106 Mahasiswa Universitas Nusa Putra Terima Bidikmisi dan PPA
"Penulisan karya ilmiah di kalangan dosen memprihatinkan. Hal ini ditandai dengan produktivitas dosen yang rendah dalam penulisan karya ilmiah, termasuk di dalamnya pemakaian bahasa Indonesia ragam keilmuan. Disamping itu, kalangan perguruan tinggi pun hendaknya menjalin kerjasama dengan pihak luar, dalam hal ini adalah lembaga-lembaga penerbitan, media massa, dan lain-lain. Sebagian besar kegiatan dosen saat ini, diorientasikan pada kegiatan pendidikan dan pengajaran," tambah Ketua IGI, Jasmansyah.
Sementara itu, Ketua STAI Syamsul Ulum Syafrudin berharap seminar tersebut bisa menjadi kegiatan yang rutin dan digelar di berbagai daerah atau tempat-tempat lain. Sehingga, sambung Syafrudin, kegiatan serupa bisa lebih menjangkau guru, dosen dan mahasiswa serta masyarakat lainnya untuk mendapatkan edukasi yang baik tentang cara penulisan karya ilmiah.
BACA JUGA: Mahasiswa DKV Universitas Nusa Putra Kembangkan Kompetensi Lewat Fieldwork
"Mungkin bisa digelar di tempat lain supaya makin luas dan menjadi suatu gerakan edukasi yang baik kepada masyarakat, terutama untuk dosen, guru dan mahasiswa," pungkasnya.