SUKABUMIUPDATE.com - Pendaftaran siswa baru di beberapa sekolah swasta Kota Sukabumi mengalami penurunan drastis. Seperti yang terjadi di SMA Muhammadiyah 1 Kota Sukabumi. Penurunan jumlah siswa baru ini membuat guru-guru honorer kebingungan.
BACA JUGA: Mengupas Sistem Zonasi PPDB 2019 Kota Sukabumi, Siapa yang Dibatasi?
Kepala SMA Muhammadiyah 1 Kota Sukabumi, Ade Munhiar memaparkan, untuk tahun ini baru ada 20 siswa yang mendaftar sesuai persyaratan di sekolahnya tersebut.
"Namun pada hari pertama masuk sekolah itu ada 10 orang. Entah kemana yang 10 orang lagi itu," ujar Ade saat diwawancarai sukabumiupdate.com, Senin (15/7/2019).
Lanjut Ade, tahun lalu sekolahnya itu mencatat ada lebih dari 30 siswa-siswi baru yang mendaftar. Lantaran di SMA Muhammadiyah 1 Kota Sukabumi ada dua jurusan, begitu dibagi jurusan, per kelasnya ada 15 sampai 18 siswa baru.
"Tahun sekarang yang daftar ada 20, tapi yang masuk di hari pertama hanya 10 siswa. Mau bagaimana? Masa satu kelas hanya lima siswa, itu tidak sesuai. Guru-guru dusini mau bagaimana mendapat gaji ketika siswanya sedikit," lanjutnya.
Ade menilai, salah satu penyebab menurunnya pendaftar di sekolahnya tersebut lantaran sistem zonasi. Menurutnya, sistem zonasi ini membuat sekolah swasta seperti SMA Muhammadiyah 1 Kota Sukabumi merasa tersisihkan.
"Bukan saya menjelekan ada sistem zonasi ini. Tapi seperti yang terlihat sekarang, sekolah swasta mengalami penurunan drastis karena adanya sistem zonasi ini," keluh Ade.
BACA JUGA: PPDB Dinilai Ribet Harus Legalisir KK, Ini Jawaban Walikota Sukabumi
Pemandangan berbeda terlihat di SMK Muhammadiyah 1 Kota Sukabumi. Kepala SMK Muhammadiyah 1 Kota Sukabumi, Dadang Hidayat mengatakan di sekolah tersebut tercatat ada 120 siswa-siswi baru yang mendaftar. Meski demikian, angka tersebut mengalami penurunan dibanding tahun dengan angka 130 siswa-siswi baru.
"Turunnya di tahun sekarang hanya 10 orang, tetapi kita di sekolah swasta sekarang itu merasakan dampak sistem zonasi. Biasanya dari SMPN 15 Kota Sukabumi banyak yang daftar kesini. Saya juga sering komunikasi sama kepala sekolah, khususnya SMP, tanya lulusannya mau lanjut ke sekolah mana, tapi mereka pun tidak tahu," kata Dadang.
Sementara itu, Kepala SMP Muhammadiyah 1 Kota Sukabumi Wanwan Hilwana juga ikut berasakan dampak sistem zonasi.
BACA JUGA: Kecewa PPDB Sistem Zonasi, Orang Tua Siswa Protes ke SMPN 1 Kota Sukabumi
"Penurunan banyak sekali karena banyak yang masuk SMP negeri. Dulu itu sistemnya kan pilihan ke satu negeri pilihan kedua yaitu swasta. Nah disitu kita bisa hidup. Tetapi sekarang mana yang masuk ke sekolah swasta? Malahan berkurang," ujarnya.
Padahal, sambung Wanwan, sekolah swasta juga turut andil dalam upaya mencerdaskan bangsa. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya lulusan SMP Muhammadiyah 1 Kota Sukabumi yang sukses, bahkan ada yang menjadi anggota dewan.
"Saya merasa kasihan kepada guru-guru disini. Mau dari mana mendapatkan gaji ketika siswanya sedikit. Saya harapkan pemerintah menyeimbangkan antara sekolah negeri dengan sekolah swasta. Jangan sampai seperti sekarang, kami yang di sekolah swasta merasakan kesulitan mendapatkan siswa baru," pungkasnya.