SUKABUMIUPDATE.com - Kementerian BUMN telah membayarkan pesangon bagi para karyawan dari sejumlah Badan Usaha Milik Negara atau BUMN yang akan dibubarkan.
"Karyawan sudah dibayar oleh BUMN pesangon-pesangonnya. Nanti, pembubarannya bisa mengadopsi beberapa mekanisme, bisa PKPU atau UU PKS," ujar Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga seperti dilansir dari Suara.com, Rabu (6/10/2021).
Seperti diketahui Menteri BUMN Erick Thohir bakal membubarkan beberapa BUMN yang dinilai sudah tidak beroperasi kembali.
Arya Sinulingga menyebutkan dari beberapa BUMN yang akan dibubarkan, PT Industri Gelas atau Iglas merupakan BUMN yang pertama akan dikejar untuk dibubarkan.
Selanjutnya adalah PT Kertas Kraft Aceh, BUMN yang akan dibubarkan kedua. Pasalnya produsen kertas itu sudah sangat lama tidak beroperasi.
"Ini karena bahan bakunya moratorium, makanya sejak lama ini, sudah lama tidak bisa beroperasi. Sehingga dia gak punya bahan baku dan mahal untuk buat kertas. Itulah yang buat Aceh susah produksi kertas, bahan bakunya gak ada. Jadi sama, pembubarannya bisa lewat PKPU kalau mereka punya utang," terang Arya.
BUMN ketiga yang akan dibubarkan adalah PT Merpati Nusantara Airlines. Alasannya, Arya menerangkan, Merpati Dibubarkan karena investor yang ingin tiba-tiba batal.
Apalagi, saat ini merpati tidak memiliki izin operasional penerbangan lagi. Selain itu, Merpati juga tidak memiliki aset yang begitu besar.
"Kemudian untuk PT PANN memang ini perusahaan dulu kan sebenarnya perusahaan pembiayaan kapal, pesawat terbang. Sekarang mereka sudah tidak di core business-nya. Ini juga mereka mengarah ke kepailitan. Ada mereka punya aset, hotel, aneh juga ya karena dulu bisnisnya bukan itu. Ini nanti juga akan dikaitkan dan dicari tahu secara cepat," ucap dia.
BUMN yang akan dibubarkan selanjutnya yakni PT Istaka Karya (Persero). Sebab, utang Istaka Karya sudah menggunung, jika dibiarkan utangnya akan semakin mengular.
"Kemudian Industri Sandang Nusantara, industri tekstil juga lagi tidak bagus, kita pantau. Sudah tidak lagi menarik. Mereka punya bisnis, tapi tidak ada hubungan sama tekstil. Ada penyewaan tanah, tapi kan aneh, karena tidak ada hubungannya. Jadi kita akan bubarkan, entah itu dimasukkan ke kepailitan dan yang lainnya," pungkas Arya.
Sumber : Suara.com