Omnibus Law di Mata Generasi Milenial

Jumat 14 Februari 2020, 10:12 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Kepala Biro Hukum, Persidangan, dan Humas Kemenko Perekonomian, I Ktut Hadi Priatna mengatakan, Omnibus Law adalah sebuah metode yang lumrah diterapkan saat ini di berbagai belahan dunia. Melalui Metode Omnibus Law, satu undang-undang dapat merubah atau merevisi banyak poin dari banyak undang-undang sekaligus. 

BACA JUGA: Buruh Minta Klaster Ketenagakerjaan Dikeluarkan dari RUU Omnibus Law

Hal itu disampaikan I Ktut Hadi saat menjadi pembicara di acarat talk Podcast Show 03 dengan tema "Omnibus Law di Mata Generasi Milenial" di Beranda Kitchen, Jakarta Selatan, Jumat (14/2/2020).

Selain I Ktut Hadi hadir Amelia Diatri Tuangga Dewi, Kepala Subdirektorat Standarisasi dan Fasilitas Pengupahan, Kemenakertrans, Juru Bicara PSI, Mikhail Gorbachev, Wasekum PP FSP KEP SPSI, Afif Johan dan Pengamat Komunikasi Emrus Sihombing.

Menurut I Ktut Hadi Priatna, bahwa Omnibus Law berfungsi untuk merevisi bukan mencabut undang-undang yang berlaku. Lanjut dia, dengan metode ini perbaikan undang-undang dapat lebih mudah, lebih terarah dan cepat dilaksanakan. Ia juga menambahkan bahwa di Indonesia pun Omnibus Law ini sudah beberapa kali digunakan.

"Omnibus Law ini tidak hanya terkait Pekerja atau Ketenagakerjaan, namun juga terkait penyederhanaan Izin mendirikan usaha. Misalnya saja, salah satu point RUU ini yakni tentang bolehnya mendirikan PT Perseorangan, tidak harus Perseroan," ujar I Ktut Hadi.

Pemerintah melalui RUU Cipta Kerja ini, tambah I Ktut Hadi juga ingin mengangkat kesejahteraan para pekerja dan memastikan pemenuhan hak-haknya. Contoh lain adalah pada poin aturan yang terkait dengan mekanisme upah, dimana pekerja yang bekerja penuh waktu yakni selama 8 jam, harus diberikan upah harian atau bulanan, sedangkan yang bekerja paruh waktu diberikan upah per-jam.

"Ini merupakan RUU yang berkeadilan baik bagi pekerja maupun pengusaha. Adapun terkait penghapusan hukum pidana pada perusahaan pelanggar hukum, bukan berarti penghapusan secara keseluruhan. Melainkan, hanya beberapa pelanggaran saja yang tidak diberikan hukum pidana, karena bukan pelanggaran yang begitu besar. Sedangkan bagi pelanggaran besar, misalnya terkait pelanggaran hak pekerja ataupun kecelakan kerja yang dikarenakan kesalahan perusahaan, tentunya akan tetap ada hukum pidana," tegasnya.

BACA JUGA: Enam Alasan Kaum Buruh Tolak Omnibus Law

Sementara Amelia Diatri Tuangga Dewi memaparkan, bahwa Omnibus Law ini merupakan semacam kompilasi dari banyak Undang-undang untuk mengatasi undang-undang yang tumpang tindih. Omnibus Law juga berangkat dari situasi perubahan cepat dunia saat ini yang harus direspon dengan cepat pula.

"Melalui Omnibus Law, mekanisme perubahan hukum dapat lebih cepat dilakukan. Misalnya saja, melalui RUU Cipta Kerja kita dapat memanusiakan manusia. RUU Cipta Kerja ini diperuntukan untuk menghadapi situasi dan kondisi kontemporer yang sudah tidak relevan lagi apabila dihadapkan dengan UU Ketenagakerjaan yang sudah berumur dua dekade," tegasnya.

Amelia  juga menjelaskan Omnibus Law RUU Cipta Kerja tetap mengutamakan perlindungan dan kesejahteraan para pekerja. Adapun terkait pernyataan bahwa Omnibus Law RUU Cipta kerja ini tertutup dari publik, ia menanggapi bahwa hal ini bukan ditutup-tutupi, namun memang belum waktunya untuk dibuka ke publik karena masih pada tahap identifikasi masalah.

"Ketika sudah rampung keseluruhan draftnya dan diberikan kepada DPR untuk dibahas, barulah draft RUU tersebut dapat dikritisi atau ditanggapi oleh publik melalui mekanisme yang berlaku," paparnya.

Juru Bicara PSI Mikhael Gorbachev  mengajak generasi milenial, tidak boleh langsung menolak atau menerima Omnibus Law ini. Perlu adanya kajian yang lebih dalam terkait persoalan ini. Gorba juga kembali mengingatkan bahwa Omnibus Law adalah metode dalam pembuatan hukum dan hal ini menurutnya menarik, karena dapat menyapu bersih banyak undang-undang yang kurang baik dengan hanya satu undang-undang baru.

Ia kemudian menambahkan bahwa sebagai generasi milenial, harus memantau, mengawasi dan apabila adanya indikasi keburukan, maka kita tentunya harus mengkritisi. "Baginya melalui metode Omnibus Law ini, generasi milenial lah yang harusnya paling diuntungkan, karena akan dimudahkan," tegasnya.

Pengamat Komunikasi Emrus Sihombing mengungkapkan bahwa Omnibus Law ini revolusioner, dimana banyak undang-undang dapat dirubah atau dengan kata lain disederhanakan dengan satu undang-undang baru, sehingga dapat menutup peluang bagi para mafia untuk mengambil keuntungan.

Lebih jauh Omnibus Law ini akan berdampak pada kesejahteraan di berbagai bidang, baik ekonomi, politik maupun sosial. Omnibus Law juga seharusnya dimanfaatkan untuk permasalahan bangsa lainnya, misalnya toleransi beragama.

"Dalam proses penyusunannya Omnibus Law ini seharusnya melibatkan publik secara terbuka, misalnya untuk UU Cipta Kerja harus melibatkan organisasi Ketenagakerjaan, seperti Serikat Pekerja. Segala proses pembentukan kebijakan publik termasuk yang melalui Omnibus Law ini haruslah dilaksanakan bersama-sama rakyat, termasuk generasi milenial," ungkapnya. 

Menurutnya Omnibus Law ini tidak sekadar metode, melainkan juga proses pembentukan hukum yang sudah seharusnya melibatkan segala komponen masyarakat. Apalagi dengan banyaknya hukum yang saling tumpang tindih, Omnibus Law adalah solusi terbaiknya selama melibatkan masyarakat umum secara aktif.

"Omnibus Law ini baik secara ide, namun akan kesulitan dalam pelaksanannya. Oleh karena itu, sudah merupakan kewajiban bahwa Omnibus Law ini harus juga melalui kajian akademis yang mendalam, agar terhindar dari kepentingan politik atau perseorangan," tandasnya. 

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkini
Inspirasi03 Februari 2025, 16:54 WIB

Lewat Gelar Karya P5 Jilid 2, SMAMTER Palabuhanratu Ajak Siswa Berwirausaha

Kepsek SMAMTER Palabuhanratu Rastya Mutiarani Zahra berharap gelar karya P5 yang bertema kewirausahaan ini bisa jadi pilot project untuk sekolah lain.
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) jilid 2 bertema kewirausahaan di SMA Mutiara Terpadu (SMAMTER) Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. (Sumber : SU/Ilyas)
Inspirasi03 Februari 2025, 16:45 WIB

15 Pekerjaan yang Berpotensi Hilang di Tahun 2030, Desain Grafis Hingga Petugas Keamanan

World Economic Forum dalam laporannya telah memprediksi beberapa pekerjaan yang bakal hilang dan muncul di tahun 2030.
Ilustrasi - World Economic Forum dalam laporannya telah memprediksi beberapa pekerjaan yang bakal hilang dan muncul di tahun 2030. (Sumber : Freepik.com/Freepik).
DPRD Kab. Sukabumi03 Februari 2025, 16:39 WIB

Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Ungkap 2 Opsi Waktu Pelantikan Kepala Daerah Terpilih 2024

Rakor yang berlangsung secara daring di Pendopo Sukabumi, Senin (3/2/2025) diikuti oleh Sekda Ade Suryaman dan jajaran dinas serta Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Budi Azhar Mutawali.
Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman dan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Budi Azhar Mutawali
Bola03 Februari 2025, 16:30 WIB

Link Live Streaming PSIS Semarang vs Dewa United di Liga 1: Kedua Tim Incar 3 Poin!

PSIS Semarang akan menjamu Dewa United dalam lanjutan Liga 1 2024/2025, berikut link live streamingnya.
PSIS Semarang akan menjamu Dewa United dalam lanjutan Liga 1 2024/2025, berikut link live streamingnya. (Sumber : X/@psisfcofficial/@dewaunitedfc_).
Sukabumi03 Februari 2025, 16:03 WIB

Disdik Sukabumi Bimbing Guru SD Manfaatkan Sains dan Teknologi Digital dalam Pembelajaran

Tingkatkan kompetensi guru, Disdik Kabupaten Sukabumi gelar bimtek Transformasi Pembelajaran melalui Pemanfaatan STEM untuk para Guru SD.
Kadisdik Kabupaten Sukabumi Eka Nandang Nugraha saat membuka kegiatan Bimtek Transformasi Pembelajaran kepada para guru SD. (Sumber : Diskominfosan Kab. Sukabumi)
Food & Travel03 Februari 2025, 16:00 WIB

Wisata Taman Pancawarna, Menikmati Keindahan Alam di Tengah Kota Purwakarta

Taman Pancawarna adalah tempat yang sempurna untuk bersantai, berolahraga, dan menikmati keindahan alam di tengah kota Purwakarta.
Ilustrasi. Garden Flower. Wisata Taman Pancawarna Purwakarta Jawa Barat (Sumber : Freepik/@tawatchai07)
Sukabumi03 Februari 2025, 15:48 WIB

Viral Video Duel Siswi SD di Kota Sukabumi, Polisi: Motifnya Saling Ejek

Salah satu siswi mengalami luka lecet pada tangan dan memar di kepala.
Tangkapan layar rekaman video duel dua siswi SD di Kota Sukabumi. | Foto: Istimewa
Sukabumi03 Februari 2025, 15:22 WIB

Disperkim Sukabumi Perpanjang Kontrak 89 Tenaga Honorer, Pastikan Tidak Ada Rekrutmen Baru

Tahun 2025 tidak ada penambahan atau penerimaan tenaga honorer baru.
Kegiatan perpanjangan kontrak tenaga honorer Disperkim Kabupaten Sukabumi. | Foto: Disperkim Kabupaten Sukabumi
Sukabumi03 Februari 2025, 15:15 WIB

Kesaksian Penumpang Sebelum Mobil Pelat Merah Cianjur Terguling di Cikidang Sukabumi

Berikut kesaksian penumpang mobil pelat merah Cianjur sebelum kecelakaan di leter S Cikidang Sukabumi.
Angga salah satu korban dalam kecelakaan mobil minibus berpelat merah F 7018 W di tikungan letter S Cikidang Sukabumi. (Sumber : SU/Ilyas)
Life03 Februari 2025, 15:00 WIB

Bangun Positive Vibes: Cara Menjaga Kesehatan Mental dan Membentuk Kepribadian Bahagia

Kesehatan mental yang baik adalah pondasi untuk kehidupan yang bahagia dan produktif. Salah satu cara yang efektif untuk mencapai ini adalah dengan membangun dan mempertahankan positive vibes dalam kehidupan sehari-hari.
Ilustrasi Orang Yang Positive Vibes, Bangun Positive Vibes: Cara Menjaga Kesehatan Mental dan Membentuk Kepribadian Bahagia (Sumber : Freepik/@benzoix)