SUKABUMIUPDATE.com - Museum Kipahare Sukabumi menyelenggarakan upacara adat sedekah bumi dan ngarak dongdang atau arak-arakan yang terdiri dari hasil bumi, makanan, atau kerajinan khas, di Lapang Garuda Baros, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi, Sabtu (27/4/2019).
BACA JUGA: Ayo Dukung Museum Kipahare Sukabumi Punya Gedung Sendiri
Warga dan berbagai komunitas kebudayaan sunda dari berbagai bidang tumpah ruah ikut meriahkan acara tersebut.
Kepala Museum Kipahare, Sandi. S. Wijaya menjelaskan upacara adat sedekah bumi ini merupakan tradisi tahunan yang telah dimulai sejak 1947 sampai 1990. Sejak Kecamatan Baros masih masuk wilayah Kabupaten Sukabumi.
"Di tahun 1990 Kecamatan Baros masuk ke wilayah kota dan tradisi tersebut mulai ditinggalkan, Jadi kami kembali hidupkan kembali mulai 2017 lalu," ujarnya kepada sukabumiupdate.com.
BACA JUGA: Ingin Tahu Sejarah Sukabumi, Datang Saja ke Museum Kipahare Kota Sukabumi
Upacara adat sedekat bumi dan tradisi ngarak dongdang ini, kata Sandi diikuti masyarakat se-Kecamatan Baros. Mereka membawa hasil bumi ini dengan berbagai hiasan, dan nantinya hasil bumi tersebut akan disedekahkan kepada warga sekitar.
"Kita mengarak hasil bumi seperti buah naga, umbi-umbian, dan sayur-sayuran. Nantinya hasil bumi ini disedahkan dan disebut dengan istilah parebut dongdang," ungkap Sandi.
Selain tradisi ngarak dongdang, tambah Sandi kegiatan ini juga dimeriahkan dengan pertunjukan sunda dari 30 komunitas budaya sunda dari berbagai bidang. Seperti aksara sunda, debus, ronggeng, sandiwara sunda, karinding, dan wayang golek.
"Selain Ngarak Dongdang ada penampilan seni dan kebudayaan sunda dari Sukabumi maupun luar Sukabumi," pungkas Sandi.