SUKABUMIUPDATE.com - Produksi beberapa komoditas pertanian Jawa Barat mengalami penurunan dalam rentang waktu tahun 2018 dan 2019. Hal ini disampaikan anggota Komisi II DPRD Jawa Barat, H.A Sopyan BHM.
BACA JUGA: Ungkap Masalah Pertanian di Jabar, H.A Sopyan: Penyelesaiannya Harus Konkrit dan Terstruktur
Menurut H.A Sopyan selain jumlah produksinya menurun, ada juga yang berkurang luas panen atau areal lahan tanamnya. Diantaranya, terjadi pada tanaman pangan Padi (gabah kering giling). Pada tahun 2018 hasil produksinya mencapai 9.647.358,75 ton, sedangkan tahun 2019 turun menjadi 9.084.957,22 atau turun produksinya sebesar 562.401,53 ton.
"Luas panennya juga turun, tahun 2018 yang mencapai 1.707.253,81 hektar, tapi tahun 2019 hanya 1.578.835,70 hektar. Yang naik itu produktivitasnya dari sebelumnya 56,51 ton per hektar naik jadi 57,54 ton per hektar di tahun 2019," beber H.A Sopyan kepada sukabumiupdate.com, Minggu (21/6/2020).
Komoditas pertanian lainnya yang menurun, lanjut dia ialah produksi tanaman holtikultura, komoditi yang menurun ialah pada jenis sayuran, diantaranya cabai, kentang, kubis dan petsai. "Salah satunya, ini disebabkan luas penen atau luas areal lahan juga berkurang," ujar H.A Sopyan.
BACA JUGA: Masih Pandemi Covid 19, H.A Sopyan: Peringatan HKP Tingkat Jabar Ditunda
Lebih lanjut, menurut H.A Sopyan faktor alam masih menjadi faktor utama penurunan beberapa produksi pertanian Jawa Barat, penurunan terjadi terutama di daerah-daerah rawan bencana seperti banjir. Faktor lainnya, disebabkan konversi lahan pertanian kepada industri. "Soal konversi lahan pertanian ini, diperlukan komitmen semua pimpinan daerah dan stake holder untuk patuh kepada peruntukan lahan sesuai tata ruang daerahnya masing-masing," cetusnya.
Meskipun terjadi penurunan produksi, namun dari beberapa kali pantauannya ke Bulog, menurut H.A Sopyan stok pangan Jawa Barat masih aman. "Insya Allah ketersediaannya masih terjaga," pungkasnya.