SUKABUMIUPDATE.com - Anggota Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi Partai Gerindra, H.A Sopyan BHM mengatakan, permasalahan pembangunan pertanian di Jawa Barat masih didominasi permasalahan klasik. Oleh karena itu, membutuhkan langkah-langkah konkrit dan terstruktur dalam jangka panjang.
BACA JUGA: Masih Pandemi Covid 19, H.A Sopyan: Peringatan HKP Tingkat Jabar Ditunda
"Khususnya soal lahan pangan berkelanjutan yang masih menjadi isu strategis dalam pembangunan Jawa Barat," kata H.A Sopyan kepada sukabumiupdate.com, Minggu (21/6/2020).
Kendati memiliki lahan luas, menurut H.A Sopyan, pertanian Jawa Barat menghadapi beberapa masalah. Diantara ialah penurunan kapasitas produksi pertanian. Hal ini karena luas lahan baku pertanian dan sumber air yang terus menurun, disebabkan pembukaan lahan baru yang sedikit sementara konversi lahan pertanian terus dilakukan, apalagi jika tidak sesuai dengan peruntukan lahan dalam tata ruang.
"Disaat permintaan produk pertanian meningkat karena pertambahan jumlah penduduk, justru produksi beberapa produk pertanian kita menurun," ujar mantan Anggota DRPD Kabupaten Sukabumi dua periode ini.
Selanjutnya, penerapan teknologi tepat guna (TTG) yang belum menjadi strategi kunci kebijakan pertanian, hal ini terkait kebijakan pusat dan daerah. Jawa Barat menurutnya bisa mencontoh beberapa negara Asia dalam mengelola kebijakan pertaniannya, dimana diseminasi teknologi baru (invention) sudah terlembagakan dan pengembangan teknologi yang sudah ada (innovation) sudah sampai ke tingkat petani.
Salah satunya pembangunan pertanian di Thailand yang telah menerapkan TTG sebagai salah satu strategi kuncinya. Sehingga pemerintah Thailand berani menggunakan slogan “kitchen of the world” atau “dapur dunia” untuk pertaniannya.
"Saya berpendapat Jawa Barat harus memiliki visi pertanian yang mendorong industrialisasi pedesaan berbasis pertanian," ucapnya.
BACA JUGA: Kunjungi Dirjen Perkebunan, Ini Catatan Anggota Pansus VIII DPRD Jabar
Masalah lainnya soal pengetahuan, sikap mental, dan keterampilan sumberdaya petani yang terus harus ditingkatkan. Menurut penasehat Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jawa Barat ini soal pengetahuan, sikap mental dan keterampilan petani memiliki peranan vital dalam pembangunan sektor pertanian. "Harus ditingkatkan bukan hanya oleh pelatihan semata, tapi melalui sinergitas peneliti, penyuluh dan petani juga," terang dia.
"Jika masalah-masalah tersebut bisa diselesaikan secara konkrit dan terstruktur dalam jangka panjang, maka kelembagaan petani dan posisi tawar petani akan meningkat lebih baik dengan sendirinya. Dan tujuan akhirnya adalah meningkatnya kesejahteraan petani kita," tandasnya.