SUKABUMIUPDATE.com - Satu persatu kasus pungutan liar (pungli) rekrutmen tenaga kerja bermunculan di Sukabumi. Diawali kasus pungli rekrutmen tenaga kerja di PT GSI, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, dan kini berlanjut ke kasus dugaan pungli oleh seseorang yang bisa memasukan kerja ke sebuah perusahaan makanan dan minuman di Kabupaten Bogor.
Kabar pungli tersebut diposting akun Facebook Hassan Budiman yang menyebutkan sekitar 20 orang lebih pencari kerja (pencaker) tertipu.
"Lebih dari 20 orang beres katipu Upami Aya anu mendakan jelema ieu sok tahan we ringkus," tulis akun tersebut.
BACA JUGA: Diduga Tipu Pencaker ke PT GSI Cikembar Sukabumi, Polisi Amankan Pria Berinsial O
Sukabumiupdate.com, berhasil mendapatkan kontak salah satu korban pungli rekrutmen tenaga kerja tersebut yaitu warga Kampung Cikembar, Desa Cikembar, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi bernama Welly Rizki Budiman.
Menurut Welly, seseorang pria berinisial EP meyakinkan dirinya bisa berkerja di sebuah perusahaan yang memproduksi makanan dan minuman itu. Namun untuk bekerja di perusahaan tersebut, EP meminta sejumlah uang untuk biaya administrasi.
BACA JUGA: Info Penipuan Pencaker di GSi Cikembar Sukabumi, Rp 10 Juta Per Orang? Ini Saran Disnakertrans
Karena butuh pekerjaan, Welly lantas membayarnya. "Saya bayar Rp 1,5 juta," ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Kamis (28/11/2019).
Setelah memberikan uang, kemudian ia menerima pesan singkat agar dirinya datang ke perusahaan tersebut untuk mengikuti tes psikotes dan interview dengan membawa lamaran. Namun ketika hendak berangkat ke perusahaan itu, EP malah menahannya dengan alasan pihak HRD perusahaan itu sedang sakit. Kemudian yang kedua kalinya psikotes dan interview gagal kembali. Kali ini EP beralasan ibunya meninggal dunia.
"Kita sudah dua kali dibatalkan psikotes. Yang keduanya dengan alasan ibunya (EP) meninggal," ujar Welly.
BACA JUGA: Membedah Praktik Pungli Loker di Sukabumi
Welly menjelaskan, setelah dua kali psikotes dan interview gagal akhirnya EP berniat untuk mengembalikan uang administrasi tersebut. Namun hingga saat ini uang itu belum juga dikembalikan.
"Saya sudah datang ke rumahnya, cuman ketemu sama orang tuanya. Dan orang itu susah tidak ada di rumah selama dua hari kebelakang dan semua akun media sosialnya ditutup," tandasnya.