SUKABUMIUPDATE.com - Pemilik warung di wilayah Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi jadi korban penipuan berkedok pemesanan obat ramuan herbal.
Warga sekaligus saksi mata, SH (30 tahun) menyebut, peristiwa itu terjadi pada Selasa, 27 Agustus 2019 lalu. Ada dua orang pria turun dari mobil MPV di depan warung, kemudian bertanya-tanya soal lahan.
BACA JUGA: HP Hilang, Aplikasi WhatsApp Warga Parakansalak Sukabumi Dipakai Tipu Orang
"Katanya mau cari lahan untuk pasang tower. Setelah mereka bilang sudah survei lahan, lalu mereka pergi," kata SH kepada sukabumiupdate.com, Jumat (30/8/2019).
Esok harinya, Rabu, 28 Agustus 2019, sekitar pukul 10.00 WIB, dua orang pria itu datang lagi sembari memberikan surat isian tanah, yang isinya menanyakan pemilik lahan, ahli waris dan harga yang diajukan.
"Satu orang kasih lembaran surat, satunya lagi pura-pura mau beli obat, terus tanya obat ramuan herbal sambil memperlihatkan contoh obat yang dicari ke pemilik warung. Tapi yang punya warung bilang tidak ada, jadinya beli obat warung biasa," sambung SH.
BACA JUGA: Satpam Bank Gagalkan Aksi Penipuan di ATM Kawasan Parungkuda
Masih kata SH, sebelum kedua orang itu pergi, mereka sempat bertanya dimana pemilik warung sering belanja. "Kata mereka, nanti kalau ada obat ramuan seperti ini tolong titip belikan 100 pak harganya per pack Rp 270.000. Mereka mau beli Rp 300.000, sambil memberikan nomor handphone dan uang sebesar Rp 10 juta. Tapi uang tersebut sama pemilik warung tidak diambil, hanya nomor handphone saja supaya gampang menghubungi," jelasnya.
Sejurus kemudian, imbuh SH, kedua pria itu pergi dengan alasan akan lanjut ke Tegalbuleud. Sekitar pukul 17.15 WIB, datanglah dua orang pria sales obat naik motor Honda Revo, menawarkan obat ramuan herbal seperti yang pernah dipesan oleh dua pria lain sebelumnya.
BACA JUGA: Waspada! Ini Jenis Penipuan yang Sering Terjadi di Pinjaman Online
"Maka pemilik warung menghubungi orang yang pesan tadi, katanya mereka sedang di Tegalbuleud mengurus lahan satu lagi, dan menyuruh si pemilik warung membelinya 100 pack, nanti malam diambil. Akhirnya pemilik warung membeli 10 pack dengan harga Rp 2,6 juta. Itupun ditawar Rp 100.000," ungkap SH.
"Setelah pukul 21.00 WIB, tidak ada kunjung datang juga orang tersebut, maka ditelepon lagi, ternyata sudah tidak aktif lagi nomor handphone kedua orang tersebut, yang katanya mau borong obat. Nomor tidak aktif sampai sekarang. Dari situ kita punya kesimpulan kalau pemilik warung ini sudah jadi korban penipuan," pungkas SH.