SUKABUMIUPDATE.com - Kota Sukabumi semakin rawan jadi sasaran para pelaku kejahatan jalanan atau street crime. Sudah beberapa kali terjadi aksi kejahatan. Seperti pencurian modus pecah kaca mobil, gembos ban, sampai penjambretan. Rata-rata pelakunya berjumlah lebih dari satu orang dan mengendarai sepeda motor.
Sukabumiupdate.com menghimpun beberapa peristiwa serupa dari awal tahun 2019 yang sempat terjadi di Kota Sukabumi, dan paling menuai sorotan pembaca.
Yang pertama, aksi pencurian dengan modus pecah kaca mobil terjadi di depan sebuah hotel berbintang Jalan Selabintana, Kelurahan Selabatu, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi pada Senin, 14 Januari 2019) malam, sekitar pukul 20.10 WIB. Dalam waktu sekejap, kawanan maling itu menggasak barang-barang yang ada di dalam mobil. Satu unit laptop Asus ROG warna hitam yang berisi data-data penting raib.
BACA JUGA: Maling Spesialis Pecah Kaca Beraksi di Cikole Kota Sukabumi
Kedua, ada pemuda asal Bogor berinisial YS (23 tahun) yang mengalami kecelakaan setelah menjambret telepon genggam milik Diana (26 tahun), warga asal Jakarta yang saat itu sedang menunggu angkot di Jalan RE Martadinata Kota Sukabumi. Peristiwa itu terjadi pada Selasa 22 Januari 2019 malam, sekitar pukul 21.30 WIB.
BACA JUGA: Jambret di Jalan RE Martadinata Kota Sukabumi Cium Trotoar, Kondisinya Kritis
Selanjutnya yang ketiga, aksi pencurian terjadi di depan minimarket Jalan Pajagalan, Nyomplong, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi pada Jumat, 1 Februari 2019 siang, sekitar pukul 13.39 WIB. Uang sebanyak Rp 70 juta yang ada di dalam mobil Isuzu Panther bernopol B 1909 ZJB raib digondol pelaku. Diduga, aksi tersebut dilancarkan dengan modus gembos ban.
BACA JUGA: Uang Rp 70 Juta Raib Digondol Maling Gembos Ban di Pajagalan Kota Sukabumi
Peristiwa keempat lebih nekat. Mobil Daihatsu Terios bernomor polisi F 1808 TS milik Dede Sumarna (58 tahun) warga Cianjur jadi korban aksi pencurian dengan modus pecah kaca. Uang Rp 85 juta yang baru saja diambil seketika ludes. Mobil saat itu terparkir di halaman Masjid Tijanul Anwar, Jalan Suryakencana, Kelurahan Selabatu, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi. Maling beraksi pada Jumat (8/2/2019) siang, saat kebanyakan orang menunaikan ibadah Salat Jumat.
BACA JUGA: Jumat Keramat, Bandit Pecah Kaca Beraksi Lagi di Kota Sukabumi
Kelima ada peristiwa jambret brutal. Seorang ibu yang sedang mengendarai motor, tiba-tiba ditendang oleh dua orang tak dikenal dari belakang, hingga jatuh tersungkur. Peristiwa itu terjadi pada Senin, 18 Maret 2019 lalu di sekitaran Pasar Sabtu, Kelurahan Lembursitu, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi, sekira pukul 08.30 WIB. Melihat korbannya jatuh, satu orang pelaku langsung merampas tas dan kabur dari lokasi kejadian.
BACA JUGA: Ditendang Dari Motor, Seorang Ibu Jadi Korban Penjambretan di Lembursitu Sukabumi
Kemudian yang keenam, Kamis, 4 April 2019, seorang jambret berinisial RL (19 tahun) warga Jalan Aminta Azmali, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi ditangkap dan dihakimi warga setelah menjambret handphone milik Putri Arisani (21 tahun) di Jalan RE Martadinata. Jambret itu nyaris babak belur, beruntung polisi segera tiba ke lokasi.
BACA JUGA: Dihakimi Warga, Jambret HP di RE Martadinata Kota Sukabumi
Yang paling baru dan menuai sorotan, viral di media sosial dua orang pria ditangkap dan dihakimi warga setelah melakukan aksi nekat, merampok uang nasabah bank sebesar Rp 1.2 miliar pada Rabu, 3 Juli 2019 lalu. Setelah diungkap oleh polisi, meski gagal, polisi mengungkap ternyata aksi tersebut dilakukan secara terorganisir.
BACA JUGA: Perampok Modus Pecah Kaca Mobil Tertangkap Warga di Cikiray Sukabumi
Menanggapi hal tersebut, Kapolres Sukabumi Kota, AKBP Susatyo Purnomo Condro menilai Kota Sukabumi dianggap sebagai kota jasa dengan perputaran uang yang cukup tinggi. Pengaruhnya membuat kegiatan perbankan juga meningkat. Perputaran uang tersebut yang memancing para pelaku kejahatan untuk beroperasi, melancarkan aksinya di Kota Sukabumi.
"Kami pun sudah mempersempit ruang gerak mereka dengan cara melakukan razia-razia, atau pemeriksaan rutin. Sehingga mereka akan pikir-pikir lagi ketika akan melakukan aksi kejahatan," kata Susatyo saat diwawancarai sukabumiupdate.com, Kamis (4/7/2019).
"Kalau kita lihat dari berbagai rentetan aksi kriminal ini kebanyakan pelaku sudah sangat terorganisir. Pelakunya bisa empat sampai lima orang. Mereka sampai bisa memantau calon korbannya, merencanakan, siapa yang mengawasi, dan siapa yang mengeksekusi. Yang terpenting masyarakat jangan sampai lengah dan tetap waspada," tandas Susatyo.