SUKABUMIUPDATE.com - Memey Meisa Widia, seorang anak gadis berusia 7 tahun asal Kampung Rancaseel RT 18/09 Desa Lengkong, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi sedang menabung.
Anak ketiga dari pasangan Muhamad Darin (40 tahun) dan Wiwin (35 tahun) itu ingin mengumpulkan uang supaya bisa beli tangan palsu.
Lengan kiri Memey patah usai terjatuh dengan posisi tangan melipat menopang tubuh, kurang lebih tiga bulan yang lalu.
"Jadi keponakan saya itu jatuh waktu lagi jalan kaki. Jatuh, tangan kirinya nilep (melipat, red) sehingga patah tulang," kata paman Memey, Agus (30 tahun) kepada sukabumiupdate.com, Selasa (3/11/2020) malam.
BACA JUGA: Musik Bagi Ridho Adryan, Tuna Netra di Sukabumi Bicara Sumpah Pemuda
Setelah kejadian itu, kata Agus, Memey dibawa ke ahli tulang atau tukang urut yang masih satu kampung. Tukang urut itu menyebut ada tulang Memey yang patah.
"Maka diikat lah sama kain dan karet. Tapi setelah lima hari, Memey merasakan sakit, jadi dibuka itu kainnya. Ternyata tangannya memar, gosong seperti bekas terbakar," kata Agus lagi.
Lanjut Agus, akhirnya Memey dibawa berobat ke ahli pengobatan tradisional. Dari situ, lama-kelamaan daging yang menempel di tulang sedikit demi sedikit terlepas.
"Dan akhirnya tangan dari bawah siku, yang gosong itu sampai ke jari-jarinya lepas begitu saja. Lepas dengan sendirinya. Potongan tangan yang lepas langsung dikuburkan," ungkap Agus.
BACA JUGA: Jadi Siswa SDN 4 Sukaraja Sukabumi, Gaya Dodo Pakai Seragam dan APD
Masih kata Agus, Memey yang duduk di bangku Kelas I SDN Ciwangi, Desa Lengkong, Kecamatan Lengkong ini sekarang kondisinya sudah berangsur membaik dan bisa beraktivitas seperti biasa.
"Dia saat ini mendambakan tangan palsu. Sampai ngumpul-ngumpul uang pemberian dari yang menengok," terangnya.
Ingat pesan ibu: Wajib 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di setiap kegiatan.