SUKABUMIUPDATE.com - Nukro, pria tua yang ditemukan tewas di rumah anak tirinya di Kampung Pasir Pogor RT 01/07 Kelurahan Sudajaya Hilir, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi pada Kamis (14/11/2019) lalu ternyata sempat hidup nomaden atau berpindah-pindah. Bolak balik tak betah bersama keluarga, menolak tawaran hidup di panti hingga akhirnya tinggal di gubuk kosong milik anak tirinya yang merantau ke Kalimantan.
BACA JUGA: Siapa Nukro? Misteri Latar Belakang Pria Tua yang Meninggal di Baros Sukabumi
Informasi tersebut didapatkan tim sukabumiupdate.com dari Ketua RT 05/01 Kelurahan Sindangsari, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi, Amar Hidayat. Disini Nukro sempat tinggal di sebuah bangunan mirip pos satpam di pinggir Jalur Lingkar Selatan yang dekat dengan kediaman Amar Hidayat.
"Pak Nukro itu awalnya terlihat sebagai pemulung di sekitar Jalur, lalu dirawat oleh warga di sekitar jalur bernama Ibu Susan, dan tinggal hampir satu tahun di sana. Itu kejadiannya sekitar tahun 2016," ucap Amar kepada sukabumiupdate.com.
BACA JUGA: Cerita Semasa Hidup Nukro, Pria Tua yang Ditemukan Tak Bernyawa di Baros Sukabumi
Tim sukabumiupdate.com pun telah berupaya menghubungi ibu Susan, namun sayang yang bersangkutan sedang berada di Cianjur.
Amar melanjutkan, arena saat itu rumah Ibu Susan akan direnovasi, maka almarhum Nukro sempat diserahkan kepada pihak keluarganya yang bernama Parman, yang tinggal tak jauh dari rumahnya. Nukro kembali tidak lama tinggal disana.
"Sekarang Pak Parmannya sudah tidak tinggal di sini, dan Pak Nukro tinggal di Pak Parman itu hanya dua hari. Kemudian, Pak Nukro itu tinggal di pos ronda sekitar sini selama dua hingga tiga bulan. Setelah itu, Pak Nukro bilang ada keluarganya juga di daerah Mangkalaya Cisaat. Nah, karena Pak Nukro itu selama tinggal di pos ronda memiliki kebiasaan yang mohon maaf kurang baik, yaitu sering buang air kecil dan besar sembarangan akhirnya oleh warga diserahkan ke keluarganya di Cisaat itu," jelas Amar.
BACA JUGA: Soal Penemuan Mayat Pria Tua di Baros Sukabumi, Polisi: Nukro Punya Penyakit Maag Kronis
Tak berhenti di sana, Nukro pun kembali harus berpindah tempat tinggal. Setelah tinggal di Cisaat kurang dari setahun, Nukro kembali ke daerah jalur dekat rumah Amar yang kemudian Nukro tinggal di sebuah bangunan mirip pos satpam di depan ruko yang berlokasi di Jalur Lingkar Selatana tersebut selama kurang lebih setahun.
"Dulu ruko belum ada yang ngontrak, udah saya bujuk juga untuk agar mau diserahkan ke Dinas sehingga bisa terurus, tapi tidak mau. Kemudian saya laporan ke pihak kelurahan, lalu oleh pihak kelurahan dan Dinas Sosial, tadinya mau dibawa ke panti jompo tapi Nukro tidak mau, hingga akhirnya setau saya dibawah ke Sudajaya. Tapi di Sudajaya itu dengan siapa dan lain sebagainya saya juga tidak tahu," tandasnya.
BACA JUGA: Meninggal di Baros Sukabumi, Kisah Miris Pria Tua yang Pernah Menghuni Pos Satpam
Dihubungi terpisah, Pekerja sosial masyarakat (PSM) Kelurahan Sindangsari Cepi Sutrisna Pajrin yang saat itu turut mengurusi proses perpindahan Nukro membenarkan bahwa Nukro di Sudajaya Hilir tersebut tinggal di rumah anak tirinya. Tapi, Cepi menyebut anak tiri Nukro itu ada di Kalimantan.
"Di Kalimantan kalau enggak salah. Pas dipindahkan keadaan rumah sudah kosong dan pintunya bisa dibuka juga karena didobrak oleh Babinsa Sindangsari. Dulu Pak Nukro sempat dibujuk oleh pihak Dinas Sosial untuk dibawa ke Panti Wisma Asisi, tapi beliau menolak. Beliau lebih baik sampai tutup usia di gubuk tersebut," ungkapnya.
BACA JUGA: Kakek Tua Sebatang Kara di Kota Sukabumi Tinggal di Pos Satpam
Capi menceritakan, awal mula Nukro dipindahkan ke rumah tersebut karena sebelumnya telah viral di pemberitaan, karena Nukro tinggal di pos satpam.
"Iya betul gubuk itu, beliau di sana sendiri. Beliau dipindahkan ke sana karena tempo hari beliau sempat viral di media bahkan di sukabumiupdate pun viral, soalnya dia tinggal di pos satpam. Nah dari situlah baru beliau pindah ke gubuk itu setelah coba di fasilitasi oleh Dinas Sosial untuk dibawa ke Wisma Asisi, tapi beliau menolak hingga akhirnya beliau lebih baik tinggal di sana," paparnya.
BACA JUGA: Kakek Tua Hidup di Pos Satpam Berteman Bau Kotoran dan Sampah
Semenjak saat itu, Cepi mengaku tidak lagi memantau keadaan Nukro karena telah berbeda kelurahan dengan wilayah kerja dirinya.
"Saya hanya bisa menjelaskan waktu almarhum masih tinggal di pos satpam yang tempo dulu pernah viral juga. Karena setelah pindah ke wilayah Sudajaya Hilir l, saya tidak memantaunya lagi, yang mantau beliau ada pengurus RW di sana," pungkasnya.