SUKABUMIUPDATE.com - Warga Surade Kabupaten Sukabumi mungkin tak asing dengan sosok yang satu ini. Tua namun penuh semangat, menapaki setiap jalan di wilayah Surade dan sekitarnya dengan memikul peralatan yang sangat dicintainya, kotak sol sepatu.
BACA JUGA: Entut, Wanita Asal Cibadak Ngamen Demi Hidupi Keluarga dan Sekolahkan Cucu Kesayangan
Namanya Sukarman (62 tahun) asal Kampung Sindangsirna RT 09/07 Desa Pasiripis, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi. Puluhan tahun setia menjadi tukang memperbaiki atau menjahit sepatu siapapun yang membutuhkan jasanya.
“Sudah hampir 40 tahun jadi tukang sol sepatu. Sewaktu masih bujangan saya kerja di pabrik sepatu di Jakarta. Jadi saya tahu ilmu memperbaiki sepatu,” ucapnya kepada sukabumiupdate.com, Kamis (15/8/20019).
BACA JUGA: Pria Tunanetra Pikul Batu Naik Turun Lembah di Kalapanunggal Sukabumi
Sukarman lahir di Sukaraja Kabupaten Sukabumi. Pulang dari Jakarta ia merantau ke wilayah Pajampangan, Selatan Sukabumi hingga akhirnya menetap di Surade. “Merantau ke Surade tahun 1986. Disini saya menikah, punya anak tiga dan tiga cucu. Semuanya berubah kecuali soal sepatu,” sambungnya.
10 tahun bergelut di pabrik sepatu dan 30 tahun berkeliling Surade dan sekitarnya sebagai tukang sol sepatu memberikan kebahagian tersendiri bagi Sukarman. Profesi tersebut telah membantu Sukarman membangun rumah, dan membiayai kebutuhan sehari-hari keluarganya termasuk biaya Pendidikan anak-anaknya.
BACA JUGA: Nyanyian Sepasang Pengamen di Pabuaran Sukabumi, Suami Rela Berdandan Demi Istri
Untuk menambah penghasilan, Sukarman juga menjadi petani paruh waktu alias buruh tani. “Sekarang belum musim bercocok tanam, jadi saya seharian keliling sol sepatu. Tiap pagi berangkat sekitar pukul 07.00 WIB, pulang sekitar pukul 14.00 WIB. Tidak kayak muda sekarang saya nggak kuat jalan berpuluh kilometer seperti dulu,” jelasnya.
Sekarang Sukarman sering naik angkutan umum menuju pemukiman di Kampung Serongan Desa Citanglar. Dari sana baru ia jalan kaki menuju arah ke Surade, pulang melalui Desa Pasiripis. “Paling juga jalan kakinya antara 7 sampe 9 kilometeranlah. Kalau dulu semuanya jalan tidak ada naik angkot,” tandas Dia.
BACA JUGA: Abah Ujar, Penjual Kacang Tanah Asal Waluran Sukabumi yang Penuh Semangat
Soal penghasilan harian Sukarman mengaku bisa mengantongi uang Rp. 100 ribu saat ramai order. “Alhamdulilah pelanggan ada, yang penting niat kita ibadah mencari rezeki halal. Insyaallah selalu ada rezekinya,” lanjut Sukarman.
Sukarman memberi pelajaran penting menghargai dan mencintai profesi dan kehidupan. “Saya hanya bisa ngasih tahu untuk anak muda hidup itu ibadah harus dijalankan dengan ikhlas,” pungkasnya.