SUKABUMIUPDATE.com - Dunia sastra begitu dekat dengan Kasarah Anggiani. Perempuan berusia 27 tahun ini, telah menulis dua buah buku berjudul Sejuta Cinta dan Nikah Dulu Baru Cinta.
"Buku pertama yang berjudul Sejuta Cinta itu adalah kumpulan puisi yang terbit pada tahun 2015, dan sudah terjual sebanyak 200 eksemplar kurang dari 2 bulan, serta pernah diikutkan dalam pameran di Frankfurt, Jerman. Sedangkan buku yang kedua, berjudul Nikah Dulu Baru Cinta terbit pada tahun 2018, dan sudah terjual sebanyak lebih dari 800 eksemplar," tutur Kasarah kepada sukabumiupdate.com, Jumat (26/7/2019).
BACA JUGA: Sukabuku, Komunitas Literasi di Parungkuda Sukabumi yang Gelorakan Semangat Baca
Kegemaran warga Kampung Gunungbatu, Desa Gunungbatu, Kecamatan Ciracap, kabupaten Sukabumi menulis muncul sejak SD, dan darah sastra diturunkan dari Ayahnya yang bernama Beben Baenuri, juga darah seni dari Ibunya Dedeh kurniasih. Kasarah pun aktif mengikuti lomba menulis puisi dan membaca puisi, sejak SD hingga sekarang.
"Sering mendapatkan penghargaan mulai dari tingkat sekolah, kampus, hingga masuk 50 besar kancah nasional dalam lomba menulis cerpen," tambah Kasarah.
Semasa kuliah di Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI), Kasarah aktif menulis di salah satu media cetak Sukabumi dan ditayangkan pada hari Minggu di halaman seni budaya. Perempuan lulusan Akper UMMI 2013 ini kini tinggal di Bogor dan aktif sebagai pengajar.
"Sekarang pindah ke Bogor, karena mengikuti suami yang pindah kerja. Dan alhamdulillah aktif sebagai pengajar sekolah ibu di program PKK Kota Bogor," jelas Kasarah.
BACA JUGA: Klinik Penulisan dan Bedah Buku, Tingkatkan Gairah Berkarya Akademisi Sukabumi
Sejak MTS hingga kuliah, ia tinggal di pesantren sehingga menggugahnya untuk mendirikan pondok pesantren. Kasarah sejatinya memiliki cita cita menjadi seorang ulama besar. Kasarah pun berhasil mendirikan sebuah lembaga pendidikan keagamaan.
"Sekarang mendirikan TAUD (Tahfidz Anak Usia Dini) dan Rumah Qur'an (santri khusus perempuan) mukim di Bogor," pungkasnya.