SUKABUMIUPDATE.com - Selain dipelajari warga Jawa Barat, tari Jaipong kini banyak diminati sejumlah warga negara asing (WNA) dari benua Eropa. Salah satunya, Martina Solla (22 tahun) perempuan asal Negara Italia. Tak hanya tari jaipong, ia juga tertarik mempelajari kultur sunda.
BACA JUGA: Pesan dan Harapan Anniversary Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil UNsP Sukabumi ke 9
Ketertarikan Martina untuk belajar tari Jaipong, berawal dari ajakan teman-teman UKM Lingkungan Seni Tari (LST) Universitas Nusa Putra (UNsP) Sukabumi, untuk tampil dan menari bersama pada saat acara wisuda mahasiswa UNsP, yang diselenggarakan beberapa waktu lalu.
"Dari ajakan itu, aku juga semangat dan mau ikut bergabung menari dengan mereka," ungkapnya saat ditemui sukabumiupdate.com, Selasa (23/4/2019) lalu.
Martina mengaku, sebelumnya belum pernah mempelajari tarian apapun, menari Jaipong merupakan pengalaman pertama seumur hidupnya. Hanya dengan tiga hari berlatih, dirinya mampu mempelajari gerakan yang diajarkan teman-temannya dari UKM LST Nusa Putra. Bahkan gerakannya seperti sudah biasan menari jaipong.
"Tak ada kesulitan sebenarnya, mereka mengajarkanku gerakan yang relatif simpel dan gampang. Aku juga cepat akrab dengan mereka, hanya hambatan dalam komunikasi saja, antisipasinya paling dengan bahasa tubuh dan bahasa inggris untuk berkomunukasi dengan mereka. Tapi aku akhirnya bisa dan pas acara wisuda aku sangat tidak percaya bisa melakukannya dengan baik," terangnya.
BACA JUGA: Puluhan Mahasiswa dan Dosen UNsP Sukabumi, Ikuti Konferensi Internasional ICCED 2019
Menurutnya, tarian jaipong ini memiliki makna yang dalam dan unik, ia memandang tarian jaipong sangat elegan dan menggambarkan sosok perempuan sunda yang anggun dan cantik. "Tarian ini sangat elegan, aku suka," imbuhnya.
Pengalaman unik yang ia rasakan terutama pada saat berdandan dan menggunakan kostum kebaya khas Sunda. Ia mengaku bahkan setiap harinya tak pernah menggunakan make up tebal, untuk kostum yang ia gunakan untuk menari pun, meski awalnya dia merasa kurang nyaman, namun lama kelamaan mulai terbiasa menggunakan kostum tersebut.
"Aku tidak pernah berdandan tebal sebelumnya, kostum yang aku gunakan saat menari pun awalnya merasa kurang nyaman, ditambah tidak memakai alas kaki juga, itu sangat tidak biasa bagiku, tapi akhirnya setelah melakukannya aku merasa nyaman dan terlihat cantik tentunya, aku sangat suka," paparnya.
BACA JUGA: Ingat Nyoblos, Cerita Delapan Mahasiswa UNsP Sukabumi Berjibaku di Gunung Gede Pangrango
Kedepannya, gadis magang lulusan jurusan bahasa dan linguistik salah satu universitas di Roma, Italia ini berencana ingin mempelajari lebih dalam lagi tentang budaya Sunda dan juga tarian-tarian lainnya yang ada di Indonesia.
"Ini jadi sebuah tantangan buat aku, aku tahu ada begitu banyak kultur, budaya, suku, agama yang berbeda di Indonesia. Ini sangat menarik, kita lihat nanti," pungkasnya.