SUKABUMIUPDATE.com - Nadia Silva, gadis asal Sukabumi ini memiliki gelar sarjana kedokteran atau S.Ked diusia sangat muda yaitu 18 tahun. Dia menjadi lulusan termuda mahasiswa Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung (Unisba) tahun akademik 2018/2019 dengan IPK 3,44.
Nadia merupakan anak kedua dari empat bersaudara pasangan Sudirman (50 tahun) dan Ani Andriani (40 tahun). Sejak kecil dirinya memang bercita-cita ingin menjadi seorang dokter karena termotivasi oleh ibunya yang berprofesi sebagai bidan.
"Dari kecil memang pengen jadi dokter, saya termotivasi oleh ibu saya yang juga seorang bidan, Alhamdulillah sekarang tahapan menuju cita-cita saya sudah terwujud dengan menjadi Sarjana Kedokteran ini," ungkapnya kepada sukabumiupdate.com, Minggu (24/2/2019).
Nadia pada 2004 menjadi siswi TK Dewi Sartika 1, Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi. Umurnya baru empat tahun saat itu dan ia hanya menyelesaikan TK selama satu tahun saja. Setelah itu, ia melanjutkan masuk ke SDN Bongas, Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi di tahun 2005 pada saat berumur lima tahun.
"Kalau SD waktu tempuhnya normal sampai enam tahun, dari tahun 2005 sampai 2011 lulusnya," tuturnya.
BACA JUGA: Universitas Muhammadiyah Sukabumi Wisuda 401 Lulusan Sarjana dan Diploma
Berbagai prestasi pun ia raih selama menempuh pendidikan SD diantaranya berhasil menjuarai lomba pupuh sebagai juara pertama, juara memainkan alat musik juara pertama, tenis meja dan bola voli juara pertama juga, dan juga menjadi juara kelas dari kelas satu hingga enam.
"Dulu pernah suka di bidang olah raga dan berkesenian, sekarang udah agak kurang, apalagi olah raga saya sudah jarang banget, kalau seni ya nyanyi-nyanyi masih suka lah. Untuk saat ini, saya fokus di bidang yang sedang saya jalani yakni di bidang kesehatan dan kedokteran, belum ada rencana untuk mencoba bidang lainnya," terangnya.
Saat usianya 11 tahun, Nadia masuk SMP. Ia berhasil lulus melalui program akselerasi di SMP Islam As-Syafi'iyah Sukabumi dengan hanya menempuh pendidikan selama dua tahun. Lalu, di SMA Islam As-Syafi'iyah Sukabumi, ia juga kembali lulus program akselerasi dengan hanya menempuh pendidikan selama dua tahun juga.
"SMP dan SMA saya lulus program akselerasi, lulus SMA umur 15 tahun, setelah lulus saya langsung mendaftar ke Unisba di tahun 2015 dan mengambil Program Studi Kedokteran," ujarnya.
Gadis kelahiran Sukabumi, 7 Maret 2000 ini, mengaku pada masa kanak-kanak sejak TK hingga SMA, banyak sekali waktu yang ia habiskan hanya untuk belajar sedangkan untuk bermain, dirinya tidak terlalu mempunyai waktu.
"Kan sejak SMP dan SMA itu kan saya di asrama, waktunya dihabiskan buat belajar dan tidur istirahat saja. Pukul 04.00 WIB subuh, saya sudah harus bangun dan belajar sampai pukul 21.00 WIB," paparnya.
Pada saat menjadi siswi akselerasi di masa SMP dan SMA dulu, terkadang ia merasa dikucilkan gegara menjadi siswi akselerasi membuatnya seolah-olah dipandang diistimewakan dengan berbagai cibiran-cibiran lainnya.
"Awalnya berat, tapi setelah menjelang akhir sekolah atau pas SMA saya udah biasa dan tidak terlalu memperdulikan hal-hal seperti itu. Saya fokus belajar dan menggapai cita-cita saya saja," terangnya.
Keseriusan dan keinginan kuat Nadia tergambarkan melalui kegiatan belajar dan belajar setiap harinya. Bahkan menurutnya, selama di Sukabumi pun ia jarang sekali mempunyai waktu untuk bermain dan menikmati waktu-waktu sebagai seorang remaja seperti yang lainnya.
BACA JUGA: Wakil Walikota Sukabumi: Sarjana Ekonomi Harus Mampu Ciptakan Lapangan Kerja
"Orang lain kan pas zaman sekolah bisa main dan ngelakuin hal ini itu, kalau saya banyak dihabiskan waktunya buat belajar terus," paparnya.
Meskipun dengan segala kesibukan dan keuletannya belajar itu, ia sangat merindukan suasana di Sukabumi terutama jajanan favoritnya di wilayah Dago Kota Sukabumi. Menurutnya, tempat tersebut selalu ia rindukan dikarenakan banyak berbagai sajian jajanan yang ada di sana, bahkan ketika masa libur kuliah pun ia menyempatkan pulang ke Sukabumi untuk jajan di sana.
"Saya kangen jajan Piscok Cakra kalau balik ke Sukabumi hehe," ungkapnya.
Kuliah di Bandung, Nadia lantas meninggalkan kampung halamnya, Kampung Cikaret, Desa Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi. Nadia merupakan mahasiswi aktif di organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran ini tinggal nge-kos dan menjalani hari-hari perkuliahan dengan semangat, pantang menyerah hingga bisa menyelesaikan studi sarjananya hanya dalam waktu 3,5 tahun saja dengan raihan IPK 3,44.
Nadia menjalani prosesi wisuda pada tanggal 23 februari 2019 di kampus Unisba dengan predikat lulusan Fakultas Kedokteran termuda yang lulus di usia 18 tahun, 11 bulan, 6 hari dan 6 menit.
BACA JUGA: Universitas BSI Sukabumi Luluskan 285 Wisudawan
"Saya merasa bersyukur dan bangga, karena tidak semua orang bisa seperti ini. Banyak tantangan juga ketika masa kuliah, masalah adaptasi karena saya umurnya paling muda sudah harus memikirkan tentang perkuliahan pada saat itu. Tapi alhamdulillah, sekarang sudah lulus dan kedua orang tua saya pun sama bahagia dan bangga, teman-teman saya juga dan pacar saya kebetulan lulus bareng juga dengan saya," ungkapnya.
Perihal rencana kedepan, Sarjana Kedokteran ini ingin menjadi dokter spesialis obgyn atau kandungan sebagai pilihan spesialisasi di bidangnya. Ia pun ingin mengabdikan diri kembali ke tempat kelahirannya Sukabumi untuk menjadi seorang dokter di daerah-daerah terpencil di wilayah Sukabumi.
"Kalau saya melihat, untuk di wilayah Sukabumi itu masih banyak kekurangan dokter-dokter ahli yang menangani permasalahan kesehatan di daerah terpencil, terutama untuk penanganan persalinan, selama ini hanya ditangani oleh bidan-bidan saja, saya rasa akan lebih baik jika bisa ditangani profesional dokter nantinya," ujarnya.
Saat ini ia sedang menjalani program pendidikan profesi spesialis obgyn atau koas di beberapa rumah sakit di wilayah Jawa Barat seperti Sukabumi, Bandung dan Garut. Diantaranya di wilayah Sukabumi yakni di RSUD R Syamsudin SH (Bunut), lalu di wilayah Bandung yakni di RS Al-Ikhasn, RS Al-Islam, RS Muhammdiyah dan RS Salamun, dan untuk di wilayah Garut di RS dr Slamet.
"Insya Allah program coas akan selesai tahun 2021 mendatang, setelah selesai menjalani program coas, baru dapat gelar dokter dan langsung ditugasin di daerah terpencil oleh negara, setelah itu saya bisa internship di rumah sakit Sukabumi dan membuka praktek di sana. Saya berharap bisa membantu banyak pihak dan bisa kembali ke Sukabumi dengan membawa ilmu yang bermanfaat untuk masyarakat Sukabumi di bidang kesehatan ini," pungkasnya.