SUKABUMIUPDATE.com - Seorang warga Kampung Inggris, Jalan M. H. Holil, Nomor 314 RT 03/RW 17 Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi bernama Iman Suwandi (59 tahun) menjadi perhatian publik. Ia berhasil membuat inovasi motor listrik bagi penyandang disabilitas.
Iman adalah seorang lulusan Sekolah Teknik Menengah (STM) jurusan bangunan yang setiap harinya menghabiskan waktu di sebuah bengkel las miliknya.
Meskipun hanya membuka jasa bengkel las, dirinya mengaku kerap melakukan berbagai eksperimen. Menghasilkan beberapa inovasi yang belum pernah terpikirkan kebanyakan orang. Salah satunya adalah sebuah motor listrik untuk penyandang disabilitas.
Iman menjelaskan, awal mula ide tersebut sebenarnya bukan datang dari dirinya. Semua berawal dari anak perempuan pertamanya yang pada waktu itu sedang menempuh pendidikan sarjana di jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. PLB adalah sebuah konsentrasi jurusan yang menitik fokuskan perhatian kepada para penyandang disabilitas.
BACA JUGA: Mengenal Asep Supriatna, Tunanetra Pemain Organ Tunggal dari Karawangkulon Sukabumi
Ketika itu anaknya diberikan tugas kuliah oleh dosennya untuk membuat sesuatu yang berguna bagi para penyandang disabilitas. Lantas anaknya meminta kepada Iman untuk dibuatkan sesuatu kendaraan yang ramah lingkungan, bisa digunakan di dalam dan di luar ruangan, namun khusus diperuntukan bagi penyandang disabilitas.
“Saya merenung ketika melakukan ibadah pada tengah malam, lalu mendapatkan sebuah gambaran itu. Keesokan harinya langsung saya gambar, konsep dan desainnya saya buat, dan saya kerjakan dan jadilah motor listrik bagi penyandang disabilitas itu,” ungkapnya kepada sukabumiupdate.com, Senin (17/12/18).
Pengerjaan motor listrik khusus disabilitas itu membutuhkan waktu kurang lebih satu bulan. Bahan-bahan yang dibutuhkan mudah didapatkan di sekitaran Sukabumi, diambil dari beberapa komponen sepeda dan kursi roda.
Ia melakukan modifikasi dengan melakukan pemotongan dan penyambungan material dari sepeda dan kursi roda. Lalu penyesuaian model dengan desain yang ia telah buat sebelumnya.
Suasana di bengkel las milik Imam Suwandi. |Sumber Foto: Muhammad Gumilang.
Setelah itu ia menyematkan baterai untuk menggerakan motor listrik yang dijadikan sumber tenaga penggeraknya. Karena motor listrik ini dapat dibongkar pasang, dapat menjadi sebuah kursi roda listrik dan dapat juga menjadi sebuah motor listrik.
“Dulu pas awal pembuatan, saya buat butuh waktu kurang lebih satu bulan. Sekarang saya bisa buat hanya dalam waktu dua minggu saja,” ujarnya.
Kini penemuannya tersebut menjadi keuntungan bagi dirinya. Iman menjualnya kepada beberapa orang yang membutuhkan motor listrik khusus penyandang disabilitas.
Iman juga memperhatikan aspek keamanan dari kendaraan hasil inovasinya. Sebelum diberikan kepada pemesan, Iman terlebih dahulu menguji kelayakannya agar benar-benar aman.
BACA JUGA: Aep Saepudin, Difabel Ahli Panjat Pohon dari Sagaranten Sukabumi
“Harus saya coba dahulu dan saya pastikan aman dan nyaman bagi para penyandang disabilitas tentunya,” terangnya.
Ia menuturkan, biaya untuk membuat motor listrik khusus penyandang disabilitas ini sekira Rp 11 juta. Hingga kini, sudah cukup banyak pemesannya karena sangat membantu penyandang disabilitas dalam bepergian serta beraktivitas.
“Saya sudah jual puluhan unit ke beberapa orang,” jelasnya.
Kendaraan tersebut pun bisa dikatakan cukup tangguh karena dapat digunakan dibeberapa medan seperti perkantoran, jalan raya dan tempat lainnya. Bahkan, mesin penggerak yang digunakan menggunakan bahan bakar ramah lingkungan karena hanya menggunakan baterai bertegangan tinggi.
“Untuk mengoperasikan kendaraan itu hanya perlu mengecasnya selama tiga jam dan jarak tempuhnya bisa mencapai 40 kilo meter dengan kecepatan maksimal 60 kilo per jam,” jelasnya.
BACA JUGA: Kisah Haru Seorang Ibu Urus Dua Anak Kandung Idap Kelainan Otak di Sagaranten Sukabumi
Iman pun berharap hasil karyanya ini bisa menjadi ladang usaha utama dirinya dan dapat diproduksi secara massal. Namun karena keterbatasan biaya, ia hanya membuatnya sesuai pesanan saja, sebab harga onderdilnya pun cukup terbilang mahal dan terkadanh harus dipesan secara online.
Ia menambahkan, kedepannya ia ingin bekerjasama dengan perusahaan onderdil agar kompenen yang dibutuhkan bisa dibeli dengan harga yang murah.
“Motor listrik ini saya jual dengan harga Rp 20 juta dan tentunya kendaraan itu sudah layak pakai,” imbuhnya.
Kedepannya, Iman takan berhenti berinovasi. Rencana selanjutnya, ia berencana membuat motor terbang. Kendalanya hingga saat ini adalah faktor biaya, ia berharap baik pemerintah maupun swasta dan memberikan dukungan untuk merealisasikan inovasinya tersebut.
“Kalo ada modalnya saya buat, saya sudah siap, tinggal biayanya saja saya tidak ada,” pungkasnya.