SUKABUMIUPDATE.com – Pemerintah Kabupaten Sukabumi akhirnya membuktikan diri mampu menggelar event Ciletuh Geopark Festival (CGF) kelima di tahun 2019. CGF terakhir yang masih masuk dalam daftar top 100 event pariwisata Indonesia, karena dalam Top 100 CoE (Calendar of Event) 2020 yang sudah dirilis Kementrian Pariwisata sudah tidak ada lagi CGF.
Sempat mundur dari jadwal semua (September 2019), CGF tahun ini berlangsung satu hari di Pantai Wisata Batu Karut, Grand Inna Samudera Beach Hotel (GISBH) Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi pada Sabtu (23/11/2019). Banyak atrasi budaya dan hasil karya warga Ciletuh Palabuhanratu yang ditampilkan dalam event ini, mulai dari rampak suling, dodoglojor, music etnic modern SORAWI, pencak silat, kecapi buhun SAWARGA, calung, tari lulumpang, karinding, citok (music etnic batok), dan pemberihan hadiah surfing competition.
BACA JUGA: Reaksi Dispar Ketika Ciletuh Geopark Festival Tak Masuk CoE 2020
Ketua Badan Pengelola Unesco Global Geopark (UGG) Ciletuh – Palabuhanratu, Iyos Somantri dalam sambutannya membuka GCF 2019 berharap event ini tidak hanya masuk top 100 CoE Kementrian Pariwisata, namun naik ke ke top yang lebih tinggi.
"Saya berharap event UGG tidak hanya masuk di top 100 kalau ada top 50 saya berharap masuk juga. Sekarang sudah masuk top 100, kita akan berupaya masuk ke top yang lebih tinggi lagi," ujar Iyos.
BACA JUGA: Ciletuh Geopark Festival Tak Masuk CoE 2020, Kompepar Minta Semua Dievaluasi
Untuk itu Iyos yang juga menjabat sebagai Sekda Kabupaten Sukabumi sangat mengapresiasi CGF ke 5 tahun 2019 ini. Menurutnya berkat kerjasama seluruh perangkat daerah dan element masyarakat event bisa terlaksana.
"Saya berterimakasih kepada seluruh element, yang telah bekerja sama baik panitia lokal maupun lainya terutama dukungan provinsi, pusat, yang paling penting kita kedepan meningkatkan kolaborasi ini kabupaten, sehingga CGF di perhitungkan di nasional dan internasional," tandasnya.
BACA JUGA: Ciletuh Geopark Festival ke 4, Pemprov Jabar Gelontorkan Dana Rp 600 Juta
Memang berbeda dengan empat CGF sebelumnya yang disokong penuh anggaran pusat dan provinsi bahkan di tahunan 2018, CGF digelontorkan dari Pemprov Jabar hingga Rp 600 juta. event kali ini (2019) murni bersumber dari APBD Kabupaten Sukabumi, sehingga contens atraksi dan waktunyapun sangat terbatas.
Pada empat event sebelumnya, CGF berlangsung selama dua hingga tiga hari, dengan puluhan acara yang digelar disejumlah spot yang masih masuk ke dalam kawasan Geopark Ciletuh Palabuhanratu.
BACA JUGA: Target Pecahkan Rekor MURI, Begini Agenda Ciletuh Geopark Festival 2018
Sementara itu, Mumus Muslim Sekretaris tim Calendar of Event (CoE) Kementerian Pariwisata menambahkan Ciletuh Geopark Festival (CGF) yang di laksnaakan di Kawasan Batu Karut merupakan program yang sudah bergulir sejak 2014 hingaga 2019.
"CGF ini memang program 2014-2019 yang sudah ditargetkan oleh bapak presiden untuk meningkatkan kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun nusantara," timpalnya.
BACA JUGA: Keseruan Ciletuh Geopark Festival 2016
Menurutnya, Negara Indonseia kaya akan budaya dan sudah banyak event yang dilaksanakan seluruh nusantara. Untuk meringkas suatu event yang sangat besar pihaknya (Kementrian Pariwisata) merasa perlu dibuatlah top 100 Caleder oF Event pariwisata Indonesia.
BACA JUGA: Masyarakat Kabupaten Sukabumi Sambut Festival Geopark Ciletuh-Palabuhanratu 2017
"Tentu harapanya dengan diadakan nya kegiatan Ciletuh Geopark Festival ini, pemerintah daerah bisa memberikan kontribusi terhadap kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun nusantara," terangnya.
"Yang lebih penting kita ingin sekali dengan kegiatan CGF ini masyarakat yang ada di wilayah Ciletuh - Palabuhanratu akan hidup sejahtera, karena Ciletuh sebuah destinasi yang sangat menarik dan pantas untuk di kunjungi. Semua masyarakat sudah tahu, sekarang bagaimana untuk mempertahankan dan mengembangkannya," tandasnya.