SUKABUMIUPDATE.com - Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa, untuk bantuan dampak Covid-19 di Desa Sirnasari, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi mendadak jadi perbincangan setelah dituding ada pemotongan.
Dari data yang dihimpun sukabumiupdate.com, jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) BLT Dana Desa Sirnasari ada sebanyak 154. Per KPM mendapat jatah Rp 600.000.
BACA JUGA: Kades Bojonggenteng Sukabumi Jelaskan Alasan RT Potong BLT Dana Desa
Jika dikalikan, total alokasi anggaran untuk BLT di Desa Sirnasari sebesar Rp 92.400.000. BLT dibagikan pada Sabtu (16/5/2020) lalu di aula Desa Sirnasari.
"Dari keterangan warga yang menerima, bahwa BLT ada pemotongan bervariatif. Ada yang Rp 200.000 hingga Rp 300.000," ujar tokoh masyarakat Desa Sirnasari sekaligus Ketua Forum Aliansi Rakyat Melawan, Arif Rahman Hakim (48 tahun) kepada sukabumiupdate.com, Senin (18/5/2020).
BACA JUGA: Rp 112 Miliar Bansos BLT Dana Desa di Sukabumi Disalurkan ke 62.531 KPM
Arif menyebut, pemotongan BLT dilakukan oleh oknum kadus dan ada juga oleh oknum kader debfab penekanan Ketua RT. "Mungkin kalau dari instruksi kepala desa, secara tegas jangan ada pemotongan, akan tetapi di lapangan kami menemukan adanya pemotongan yang tidak beralasan. Kades harus mengkroscek serta tegas terhadap oknum yang melakukan penyimpangan," pungkasnya.
Sementara itu Ketua RT, Anung Herdiansyah (44 tahun) Kampung Lembursawah RT 09/02 Desa Sirnasari membenarkan adanya pemotongan sebesar Rp 300.000 dari tiga KPM di lingkungan ke-RT-annya, yang mendapatkan BLT desa.
"Tiga KPM dipotong Rp 300.000 jadi total Rp 900.000. Dari Rp 900.000 itu, ada yang dibagikan ke 18 KK yang tidak kebagian BLT sebesar Rp 25.000. 18 dikali Rp 25.000, jumlahnya Rp 450.000. Masih ada sisa 450.000. Nah yang sisanya itu Rp 150.000 oleh Kadus, Rp 150.000 lagi ke kas masjid, dan Rp 150.000 lagi ke RT untuk keperluan masjid. Setelah itu ramai jadi perbincangan," kata Anung.
Tangkapan layar postingan facebook warga yang memprotes adanya potongan BLT Desa Sirnasari. | Sumber Foto: Istimewa
Sementara itu, Kepala Desa Sirnasari, Miptahudin menjelaskan, selama ini pihaknya perencanaan selalu mengikuti alur dan prosedur. Mulai pra Musdesus perubahan, Desa Sirnasari melaksanakan dengan BPD serta dokumen rapat lengkap dan perwakilan elemen lainnya di desa.
"Dilanjutkan dengan Musdesus perubahan APBDes mengenai BLT DD dilaksanakan dengan mengundang semua unsur di tingkat desa, Babinsa dan Bhabinkamtibmas," paparnya.
BACA JUGA: 152 Warga Desa Waluran Sukabumi Jadi Penerima BLT Rp 600 Ribu
Untuk pendataan calon penerima BLT DD, lanjut Miptahudin, pemdes memakai berita acara di lingkungan masing-masing warga. "Jadi yang menentukan siapa-siapa orangnya yang mendapatkan BLT adalah lingkungan itu sendiri dengan melampirkan daftar hadir dan berita acara orang-orangnya," tegas Miptahudin.
"Sebelum penyaluran dilaksanakan, kami mengadakan rapat internal dulu dengan hasil kesepakatan bahwa jangan sampai ada perangkat desa yang macam-macam, memotong, meminta dan menerima dari BLT dana desa tersebut, setelah dibagikan," ucapnya.
BACA JUGA: Segera Salurkan Bansos Provinsi, Pemdes Tegallega Sukabumi Siapkan Juga BLT
Ia juga mengaku sempat kaget juga saat melihat di medsos ada yang memprosting BLT DD ada pemotongan sebesar Rp 300.000.
"Kapan dipotongnya? Saksinya saya yang membagikan bersama Babinsa dan Bhabinkamtibmas. Adapun pemotongan di lingkungan baik oleh RT atau yang lainnya, itu di luar tanggung jawab, karena kami sudah menegaskan dan mengimbau agar tidak ada potongan," tegasnya.
"Dari jumlah Rp 92.400.000, alhamdulillah 100 persen sudah disalurkan. Namun baru 153 KPM, karena ada satu KPM yang double dengan penerima BPNT tambahan. Untuk penggantinya akan dimusyawarahkan dengan BPD," pungkasnya.