SUKABUMIUPDATE.com - Peristiwa oknum guru menampar murid terjadi di SDN Benteng 3 Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi. Tak hanya satu siswa, kejadian tersebut juga dialami beberapa siswa kelas III.
Aditya Rohman, salah satu orang tua siswa mengatakan, anaknya pulang ke rumah dalam keadaan menangis dan mengaku ditampar oleh oknum guru kelas III, pada Senin (27/1/2020) siang. Selain anaknya, Adit menyebut, ada lima hingga tujuh siswa lainnya yang ditampar ada juga yang kepalanya ditoyor.
"Teman-temannya bilang ditampar oleh buku dan didorong kepalanya," kata Aditya kepada sukabumiupdate.com, Selasa (28/1/2020).
BACA JUGA: Siswa SD Dihukum Merokok oleh Guru di Sukabumi, Menteri Yohana: Itu Bukan Guru Namanya
"Kejadian ini sering dilakukan oleh oknum guru kelas tiga itu, bahkan kakak kelasnya yang pernah belajar dengan guru itu pun pernah ditampar. Anak saya laki-laki juga mengaku pernah ditampar," imbuh Aditya.
Sementara itu, oknum guru laki-laki berinisial S mengaku memukul para siswa menggunakan buku LKS Bahasa Sunda pada leher bagian belakang. S memukul para siswa bukan bermaksud menyakiti dan memukul pun menggunakan buku yang tipis. Alasan melakukan hal itu karena kesal siswanya nakal.
"Ada delapan siswa kelas tiga yang dipukul, kejadiannya kemarin pukul 11.15 WIB. Baru sekali saya melakukan. Saking kesalnya, saya sudah memberikan pelajaran, diwanti-wanti, mereka tetap seperti itu, memang nakal, mungkin karakter mereka memang seperti itu. Ada dua siswa perempuan dari delapan siswa itu," jelas S.
BACA JUGA: Siswa SDN 1 Pamuruyan Dihukum Merokok, KPAI Kabupaten Sukabumi: Ini Tidak Mendidik
S menuturkan, peristiwa bermula saat dirinya berada di ruang UKS mengerjakan tugas. Di saat yang sama, kondisi kelas dalam keadaan kosong tanpa guru, hanya ada orang tua murid yang membantu menulis untuk anaknya yang mengalami kekurangan penglihatan. Kemudian terjadilah kegaduhan yang dilakukan siswa.
"Mereka itu berantem di kelas (jadi) gaduh. Pas saya masuk, saya diam dulu dan melihat mereka. Kemudian saya panggil ke depan siapa saja yang rusuh itu, lalu saya tanya mengapa seperti itu karena saya sudah menyuruh untuk belajar. Akhirnya karena saya marah, saya pukul itu. Bukan didorong kepalanya, saya menekan jidatnya menggunakan LKS," papar S.
S yang merupakan guru berstatus honorer itu telah mengajar selama kurang lebih lima tahun di sekolah tersebut. Saat ini, S harus rela berhenti dari sekolah karena permintaan para orang tua murid berdasarkan musyawarah yang telah dilakukan.
BACA JUGA: Orang Tua Sesalkan Tindakan Guru yang Menghukum Siswa SDN I Pamuruyan Sukabumi
Sementara itu, Kepala SDN Benteng 3, Ika Kartika mengatakan, tugas guru terhadap siswanya adalah mendidik. Dan hal itu yang dilakukan di sekolah tersebut. Atas kejadian yang dilakukan guru honorer kelas III itu, Ika meminta maaf. Adapun guru tersebut akan diistirahatkan dari tugasnya.
"Di sekolah itu perasaan kami ya mendidik. Mungkin karena kekhilafan dari guru di sini. Kami juga sudah memohon maaf ke semuanya dan permintaan orang tua untuk mengistirahatkan guru tersebut, kita ikuti, walaupun sebenarnya kami juga kekurangan guru," jelasnya.
Menurut Ika, dengan diistirahatkanya guru yang memukul siswa itu maka sekolah mengalami kekurangan guru. "Sekarang hanya ada 10 guru, dimana yang berstatus PNS hanya 4 orang, sisanya honorer. KBM ke depan pasti terganggu dan solusinya nanti digabung-gabung dulu. Siswa di sini ada 300 siswa dan siswa kelas 3 nya ada 49 orang," tandasnya.