SUKABUMIUPDATE.com - Warga Kampung Cilopang, Desa Cibitung, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi memanfaatkan air Sungai Cikaso saat dilanda kemarau. Sedikitnya ada 55 kepala keluarga dengan sekitar 200 jiwa mengandalkan sungai yang membelah Kecamatan Cibitung dan Tegalbuleud tersebut.
BACA JUGA: Warga Sukabumi Ini Bahaya Limbah Medis Kategori B3 Apabila Tak Ada Pengelolaan
Namun kekinian, warga dibuat khawatir saat melihat air sungai mulai berubah warna. Warga menduga air sungai berubah karena limbah pengolahan karet pengolahan karet PTPN VIII Cikaso Desa Sumberjaya, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi,
Salah seorang ibu rumah tangga asal Kampung Cilopang RT 01/04 Desa Cibitung, Kecamatan Cibitung yang tak mau disebutkan identitasnya mengaku pertama kali melihat ada cairan warna putih di Sungai Cikaso pada Senin, 18 November 2019 kemarin. Namun keesokan harinya, cairan putih tersebut tak terlihat.
BACA JUGA: Buntut Limbah Pabrik, Warga Kepung Kantor Desa Sundawenang Sukabumi
"Muncul lagi pada hari ini, Kamis (21/11/2019) sekitar pukul 13.00 WIB. Jadi munculnya air warna putih seperti getah, tidak setiap hari ini, selang dua sampai tiga hari," jelasnya.
Ibu rumah tangga itu menyebut, sejak dulu memang limbah pabrik pengolahan karet dibuang ke Sungai Cikaso, namun sebelumnya sudah ditampung dan disaring di dalam bak, kemudian limbah dibuang ke sungai dalam keadaan bersih.
BACA JUGA: Uji Pengolahan Limbah Tambak Udang Citarate Sukabumi, DLH: Belum Berizin
"Tapi sekarang juga tidak tahu persis apa itu limbah dari pabrik pengolahan karet atau ada fenomena lain. Kondisi ini sudah dilaporkan kepada ketua RT," pungkasnya.
Ketua RT Cilopang, Engkus Kusnadi membenarkan ada laporan warga mengenai dugaan limbah pengolahan karet yang berwarna putih seperti getah mengalir di Sungai Cikaso.
BACA JUGA: Tegur PT Paiho Cikembar Sukabumi Soal Limbah, Ini Temuan DLH
"Kami sudah melaporkan kepada pihak PTPN agar dicek. Takutnya benar ada pembuangan limbah yang belum tersaring dan langsung dibuang ke sungai," singkat Engkus.
Sementara itu, salah satu karyawan PTPN VIII Cikaso, Johan membantah tudingan tersebut. Ia mengatakan, cairan putih itu bukan limbah pengolahan karet.
BACA JUGA: Diprotes Mahasiswa Soal Limbah Industri dan TPA Cikadu, DLH Sukabumi Jelaskan Hal Ini
"Kalau dilihat dari fotonya, itu bukan disebabkan oleh limbah, itu istilah Sunda lukut (lumut) yang kepanasan timbul ke permukaan, air tidak mengalir karena sedang Bugeul," tegasnya.
Ditanya soal keluhan warga, Johan juga membantahnya. "Keluhan apa? Sebab yang dikatakan pencemaran tidak ada. Bisa dicek dekat pembuangan tidak berpengaruh. Malahan ada istilah Cikaso Angoh, tempat mengambil ikan aman-aman saja, ikan tidak mati. Limbah sudah aman dibuang ke sungai," pungkasnya.