SUKABUMIUPDATE.com - Potret kemiskinan masih terlihat di Kabupaten Sukabumi. Kali ini dialami Yati (52 tahun) warga Kampung Cempaka Putih RT 05/11 Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Janda tiga anak yang semuanya sudah menikah itu harus mengalami hal pahit.
BACA JUGA: Empat Nelayan Kabupaten Sukabumi Peroleh Rp 21 Juta untuk Rutilahu
Bagaimana tidak, di tengah hidup kesendirian dengan di temani sang cucu yang masih kecil. Suami Yati lebih dulu menghadap sang pencipta. Rumah satu-satunya peninggalan suaminya kini ambruk karena sudah puluhan tahun tak diperbaiki.
"Sudah lama keroposnya, sudah bertahun-tahun yang lalu. Terus kemarin tanggal 14 April sebelum pencoblosan pemilu rumah saya ambruk. Sudah diajukan perbaikan oleh pak RT ke kelurahan dua kali, namun belum ada realisasinya juga," ujar Yati, Senin (20/5/2019).
BACA JUGA: Rutilahu di Cikundul Kota Sukabumi, Penghuni Dijanjikan Bantuan Gubernur
"Sejak lima tahun lebih setelah suami meninggal ini sudah keropos, pada bocor kalau hujan. Sudah lama rumah saya tidak di perbaiki, dari sebelum suami meninggal karena tidak ada biaya. Saya tinggal sama cucu dari anak pertama. Anak saya sudah pada menikah. Boro-boro buat bantu memperbaiki rumah saya, untuk biaya makan juga mereka sudah pas pasan," pungkasnya.
Menanggapi hal tersebut, Camat Palabuhanratu, Ahmad Samsul Bahri mengaku, pihaknya langsung berkordinasi dengan pihak kelurahan untuk melakukan penanganan.
"Sebenarnya Senin sore kita sudah kordinasi dengan pak lurah dan pak RT dan akan direhab dari dana infak sodakoh yang masuk ke kecamatan dan kelurahan," kata Ahmad.
BACA JUGA: Cerita Kakak Beradik Tinggal di Rutilahu Cikole Sukabumi, Tetangga Sering Bantu
Sebenarnya, masih kata Ahmad, sudah ada laporan mengenai kondisi rumah Yati dan sudah ada jalan untuk penanganan. Yati diungsikan ke rumah ketua RT setempat sambil menunggu bantuan. Namun Yati keberatan dan akhirnya terkatung-katung.
"Namun demikian, kita sudah mulai laksanakan rehab. Itu juga bantuan dari kecamatan, soalnya bantuan untuk RTLH belum jelas waktunya kapan. Intinya yang paling utama kepedulian masyarakat sekitar dari tetangga, gotong royong harus di hidupkan kembali. Ibu Yati ini seorang janda sudah tidak ada siapa-siapa lagi sebagai penopang ekonominya," pungkas Ahmad.