SUKABUMIUPDATE.com - Humas RSUD Palabuhanratu, Bili Agustian menyatakan darah yang muncul pada infusan pasien atas nama Muhris (15 bulan) terlihat banyak karena bercampur dengan cairan infus yang rembes ke spalk (perban yang mengikat jarum infuse dan selang infuse). Darah keluar disebabkan gerakan aktif tangan pasien.
BACA JUGA: Infusan Berdarah Hingga Pasien Pulang, GMNI Minta Pihak RSUD Palabuhanratu Tanggung Jawab
Bili menuturkan, pada saat itu, keluarga pasien melapor ke siswa PKL ingin melepas infusan dikarenakan pasien rewel dan terus menangis. Siswa PKL memanggil dokter jaga IGD dan dokter menjelaskan kepada keluarga pasien untuk tidak melepaskan infusan karena masih memerlukan observasi dan penatalaksanaan lanjut. Dokter pun menjelaskan kembali tentang sakit pasien. Setelah mendengar penjelasan itu, keluarga pasien menyetujuinya dan melanjutkan perawatan.
Kemudian keluarga pasien meminta perawat untuk mengganti spalk infus karena ada darahnya. Perawat menyuruh siswa untuk melihatnya dan pada saat bersamaan perawat menyiapkan peralatan untuk memperbaiki pemasangan infusan dan mengganti spalk. Perawat pun selesai melakukan perbaikan pemasangan infusan dan mengganti spalk.
"Nah setelah terjadi rembesan tersebut, keluarga pasieun datang ke petugas medis, 15 menit kemudian selang Infus dan perban spalk langsung diganti sesuai permintaan," ujar Bili kepada sukabumiupdate.com, Kamis (28/3/2019).
Sebelumnya, ayah Muhris, Jhon Muksin (39 tahun) merasa dikecewakan dengan pelayanan RSUD Palabuhanratu. Senin (25/3/2019), Jhon bersama istrinya membawa anaknya ini ke RSUD karena mengalami panas tinggi dan kejang-kejkang. Saat berada di IGD, John mendaftarkan anaknya melalui layanan umum setelah itu petugas medis di IGD meminta memberikan resep untuk membeli obat dan harus dibayar dengan uang cash di apotik.
Namun karena terburu-buruh dan panik Jhon lupa membawa uang. John pulang ke rumah untuk mengambil uang dan kembali ke apotik untuk menebus obat. Kekecewaan John semakin memuncak ketika tangan anaknya mengeluarkan darah yang keluar dari infusan. Jhon meminta tolong kepada petugas medis namun tim medis justru menyuruh siswa Pelatihan Kerja Lapangan (PKL) memperbaiki infusan. Dalam keadaan itu, John memutuskan membawa pulang anaknya.
Terkait pembayaran obat pasien umum, Bili mengungkapkan hal tersebut juga sudah sesuai dengan alur pelayanan farmasi. Bili juga mengungkapkan, untuk standar pelayanan pasien gawat darurat di IGD RSUD Palabuhanratu sudah sesuai pelayanan yang semestinya.
BACA JUGA: Diinfus Hingga Berdarah, Pasien di Palabuhanratu Pilih Pulang
"Apabila ada pasien datang itu langsung diperiksa, ditindak dan diobati memakai obat-obatan life saving atau obat cadangan kegawatdaruratan yang ada di IGD. Sedangkan untuk resep yang diberikan dokter atau petugas kepada keluarga pasien adalah untuk pengganti obat yang sudah digunakan pasien pada saat tindakan pertama kali datang di IGD," paparnya.
Terkait keluarga pasien yang membawa pulang anaknya, Bili mengungkapkan, itu atas permintaan sendiri. Padahal sebelumnya kepala ruangan IGD RSUD Palabuhanratu menemui pihak keluarga pasien dan menjelaskan tentang kondisi pasien tersebut sehingga dianjurkan kepada keluarga pasien agar melanjutkan perawatan. Keluarga pasien pun berunding lalu memutuskan untuk pulang dengan alasan akan membawa pasien ke dokter anak sore itu.