SUKABUMIUPDATE.com - Pasangan Omay (70 tahun) dan Ibtiah (63 tahun), warga Kampung Pasirmalang RT 07/02, Desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi, terpaksa menghuni gubuk reyot berukuran 3x4 meter yang beratapkan terpal, beralaskan tanah, dan dinding bilik yang sudah rapuh.
Gubuk tersebut berdiri di lahan milik orang lain yang dipinjamkan. Selama beberapa tahun Omay dan Ibtiah yang sakit-sakitan ini harus hidup berpindah-pindah tempat. Sebelumnya mereka tinggal di rumah anaknya.
BACA JUGA: Nenek Huni Rumah Reyot di Kebonpedes: Mudah-mudahan Bupati Bisa Bantu
"Saya dan istri sudah mulai sakit - sakitan, awalnya kami ikut anak kami namun karena mereka juga punya keluarga akhirnya kami pun memutuskan untuk pindah," ungkap Omay kepada sukabumiupdate.com, Jumat (1/3/3019).
Saat ini keduanya mengandalkan biaya untuk hidup dari Iwan (23 tahun) anak bungsunya yang ikut tinggal di gubuk tersebut. Namun keterbatasan pendidikan yang dimiliki Iwan membuatnya tak dapat berbuat banyak. Ia hanya mampu menjadi kuli serabutan dengan upah yang tidak menentu.
"Sehari paling Rp 25 ribu, hanya cukup untuk makan kami bertiga. Pekerjaannya pun tidak tetap, saya kerja kalau ada yang menyuruh saja," jelas Iwan.
Sedangkan bantuan pemerintah setempat belum mereka dapatkan untuk keluarga penghuni gubuk reyot ini. Meski demikian, keadaan ini tak membuat mereka patah arang untuk berjuang ditengah himpitan ekonomi.
"Kami belum mendapatkan bantuan apapun, bahkan untuk jaminan kesehatan saja kami belum menerima. Apalagi kondisi ibu dan bapak saat ini sudah sakit-sakitan, dan saya tidak mampu untuk membiayai pengobatan mereka," pungkas Iwan.