SUKABUMIUPDATE.com - Warga Kampung Cileungsir, Desa Tanjungsari, Kecamatan Jampangtengah setiap malam mendengar suara gemuruh dari Gunung Guha yang menjadi lokasi penambangan PT Tambang Semen Sukabumi (TSS) yang merupakan rekanan PT Siam Cement Group (SCG)
Namun warga belum tahu suara tersebut bersumber dari apa. Namun warga menyebut suaranya seperti ledakan.
BACA JUGA: Buruh Laporkan Dua Perusahaan Mitra PT Semen Jawa di Sukabumi ke Polisi
"Tidur kami terganggu karena sering mendengar suara gemuruh dan kadang ada ledakan," ungkap Rudi (35 tahun) warga, Kamis (29/3/2018).
Desa Tanjungsari Kecamatan Jampangtengah merupakan salah satu daerah yang dekat dengan pabrik SCG. Sama halnya dengan Desa Wangunreja dan Sukamaju di Kecamatan Nyalindung. Kemudian Desa Sirnaresmi dan Kebunmanggu di Kecamatan Gunungguruh.
Sebelumnya, pihak SCG mulai mensosialisasikan rencana penggunaan bahan peledak dalam proses penambangan di Gunung Guha. Teknik peledakan dalam pertambangan ini disebut blasting.
BACA JUGA: Soal Informasi Izin SCG, Pemkab Sukabumi akan Ajukan Kasasi
Sementara itu, Kepala Desa Tanjung Sari Ilah Hablilah mengakui pihak perusahaan akan menggunakan dynamite. Hal itu sudah disosialisasikan kepada warga pada Selasa (27/3/2018) lalu.
"Saat ini belum ada ledakan, pihak SCG baru minta melakukan sosialisasi terkait akan adanya eksploitasi," ungkap Ilah.
Namun pihak desa mempertanyakan izin pemakaian bahan peledak yang dipakai perusahaan yang katanya diizinkan pihak Kepolisian.
BACA JUGA: Komisi II DPRD Kabupaten Sukabumi Desak PT. SCG Beli Alat Pendeteksi Polusi
Ilah juga menambahkan bahwa sebetulnya warga Desa Tanjungsari menolak adanya blasting.
"Warga khawatir dampak dari blasting karena mungkin warga banyak mendengar dari berita di daerah lain," ungkap Ilah.