SUKABUMIUPDATE.com -Â PT Lina Jaya Persada dan PT Nadira Kencana Persada, dua perusahaan mitra PT Siam Cement Grup (SCG) atau PT Semen Jawa di Sukabumi, dilaporkan ke polisi. Dua perusahaan tersebut dituding melakukan tindak kriminal.
Pelaporan dilakukan DPCÂ Â Federasi Kehutanan, Industri Umum, Perkayuan, Pertanian, dan Perkebunan (F-Hukatan) Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) Kabupaten Sukabumi ke Polsek Gunungguruh Senin (12/2/2018). Surat pelaporan tercatat dengan nomor STPL/B/16/II/2018/JABAR/RES SMI KOTA/SEK GN.GURUH.
BACA JUGA:Â Buruh: Mitra PT Semen Jawa Sukabumi Akui Langgar Aturan
Ketua DPC F-Hukatan KSBSI Kabupaten Sukabumi, Nendar Supriatna mengatakan, pihaknya menduga PT Lina Jaya Persada dan PT Nadira Kencana Persada menggelapkan dana Alat Pelindung Diri (APD) serta BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan para buruh.
"Pihak perusahaan seperti tidak serius bahkan santai saja dengan pelanggaran yang kami duga telah mereka dilakukan," ujar Nendar kepada sukabumiupdate.com, Selasa (13/2/2018).
BACA JUGA:Â Mitra Perusahaan PT Semen Jawa Sukabumi Didemo Ratusan Buruh, Ini Penyebabnya
Ia mengingatkan, keputusan menteri ketenagakerjaan menyebutkan bahwa penyediaan APD dan BPJS Kesehatan menjadi tanggung jawab penuh perusahaan. Anehnya dua perusahaan rekanan PT Semen Jawa malah mengalihkan beban tersebut kepada buruh.
"Kami mendapat kabar, bahwa dana dari pihak PT SCG untuk pembelian APD sudah diberikan kepada perusahaan rekanan. Lalu kemana itu dana nya," kata Nendar.
"Sama halnya dengan kepesertaan BPJS ketenagakerjaan. Pihak buruh sudah mencuatkan permasalahan ini dari Desember tahun lalu, sekarang sudah masuk pertengahan februari. Kami menilai pengusaha outshourcing ini tidak ada niatan baik karena kami cek saldo JHT masih tetap belum ada penambahan," tuturnya.
BACA JUGA:Â Didemo Warga, Kadis PESDM Kabupaten Sukabumi Ungkap Alasan Penutupan Tambang Pasir Cimangkok
Padahal, lanjut Nandar, fasilitas APD dan jaminan BPJS sangat diperlukan para buruh. Beberapa titik area kerja di dua perusahaan tersebut berisiko terhadap keselamatan para buruh.
"Kami sikapi serius permasalahan ini. Jauh-jauh hari sudah kita sampaikan melalui surat kepada para pihak seperti PT SCG. Tapi tetap saja persoalan ini mereka seolah membiarkan dan kami akan kawal terus hak para buruh," pungkasnya.