Gejolak dan Seruan Aksi Tolak Omnibus Law dari Serikat Buruh di Sukabumi

Senin 05 Oktober 2020, 12:35 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Pemerintah dan DPR RI sepakat membawa Rancangan Undang-undang (RUU) Cipta Kerja atau Omnibus Law dalam paripurna hari ini, Senin (5/10/2020). Gejolak penolakan pun bermunculan dari berbagai kalangan, terutama dari kalangan buruh. Aksi unjuk rasa hingga aksi mogok kerja bermunculan. Di Sukabumi sendiri, gejolak itu pun muncul. Sejumlah serikat buruh tak kendor menyuarakan penolakan RUU Sapujagat itu.

Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) Kabupaten Sukabumi bahkan menyerukan kepada seluruh anggotanya untuk melakukan aksi pada 8 Oktober 2020 mendatang.

Ketua DPC GSBI Kabupaten Sukabumi, Dadeng Nazarudin mengatakan, seruan aksi ini dipicu sikap DPR dan pemerintah yang tidak mau mendengarkan aspirasi rakyat. Menurutnya, DPR secara diam-diam justru gencar melakukan pembahasan Omnibus Law RUU Cipta Kerja di tengah situasi pandemi Covid-19, yang semakin buruk penanganannya dan berakibat pada pemberhentian kerja (PHK) massal.

BACA JUGA: Mogok Nasional, Jutaan Buruh Menentang 7 Poin Ini di Omnibus Law

"Sementara korporasi besar terus mendapat suntikan stimulus. Pembahasan Omnibus Law dilakukan secara diam-diam dan kucing-kucingan. Keterbukaan informasi soal pembahasan sangat terbatas, sementara penolakan yang datang dari berbagai pihak tidak didengar dan diindahkan," kata Dadeng dalam keterangan tertulis kepada sukabumiupdate.com, Senin (5/10/2020).

Dadeng menilai, sikap pemerintah dan DPR yang ngotot untuk meloloskan beleid kontroversial tersebut semakin membuktikan bahwa pemerintah dan DPR hari ini adalah penghamba kaum modal dan tidak peka terhadap penderitaan kaum buruh, petani, nelayan, masyarakat adat dan rakyat kecil.

"Dengan Omnibus Law, pemerintah dan DPR dengan sengaja menumbalkan nasib mayoritas kaum rakyatanya demi kepentingan oligarki dan kaum pemodal. GSBI menilai gagasan ekonomi mengucur ke bawah (trickle down economy) yang mendasari Omnibus Law merupakan pembenaran untuk memperkaya oligarki dan memiskinkan mayoritas rakyat," ujarnya.

BACA JUGA: Ditargetkan Rampung Oktober, Ini Kritik Berbagai Kalangan Terkait Omnibus Law

Dalam aksinya mendatang, Dadeng akan menyampaikan enam poin pernyataan sikap kepada pemerintah dan DPR RI.

Poin pertama hentikan PHK dan perampasan hak-hak buruh di massa pandemi Covid-19, kedua hentikan perampasan dan penggusuran tanah rakyat, jalankan Reforma Agraria Sejati, ketiga hentikan kriminalisasi aktivis dan pembungkaman demokrasi, keempat cabut Undang-undang Minerba yang merugikan rakyat kecil.

Poin kelima menuntut pengesahan RUU yang menjamin hak-hak dasar rakyat, rasa aman bagi tiap warga negara, terutama kelompok  rentan dan  termarjinalkan, seperti RUU Penghapusan Kekerasan Seksual, RUU Masyarakat Adat dan RUU Pekerja Rumah Tangga

"Poin terakhir maksimalkan sumber daya DPR RI dengan fokus menjalankan fungsi pengawasan dan penganggaran terkait penanganan pandemi Covid-19, dan penanganan dampak krisis ekonomi secara nasional dan sistematis," tandasnya.

BACA JUGA: Demo Tolak Omnibus Law Jilid 3, Mahasiswa Gembok Gerbang Gedung DPRD Kota Sukabumi

Dihubungi terpisah, Ketua Serikat Pekerja Nasional (SPN) Kabupaten Sukabumi, Budi Mulyadi juga secara tegas menolak RUU Cipta Lapangan Kerja atau yang ia sebut RUU CILAKA. Menurutnya, RUU CILAKA ini secara jelas mengkebiri hak-hak buruh atau pekerja.

"Ada beberapa poin atau item yang jelas-jelas akan merugikan buruh, termasuk juga akan merugikan masa depan. Tangal 7 Oktober 2020 kita akan ada aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law ini. Kita akan mendesak Pjs Bupati Sukabumi dan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi untuk membuat rekomendasi dukungan kepada kami yang menolak Omnibus Law," tegasnya.

Untuk hari ini, Budi mengaku masih melakukan kajian lebih lanjut bersama jajaran pengurus SPN Kabupaten Sukabumi terkait Omnibus Law, sekaligus mensosialisasikan kembali rencana aksi unjuk rasa pada 7 Oktober mendatang.

"Lantas apabila nanti DPR keukeuh ingin mengesahkan Omnibus Law, sesuai instruksi dari DPP SPN, tentu kita akan melakukan aksi yang lebih besar lagi. Tanggal 7 nanti kita mau aksi ke Pendopo Palabuhanratu dan ke Gedung DPRD Kabupaten Sukabumi," imbuh Budi.

BACA JUGA: Demo Tolak Omnibus Law, Mahasiswa Sukabumi Hanya Bertemu Seorang Dewan DPR RI

Sementara itu, Ketua Serikat Pekerja Tekstil Sandang dan Kulit, Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SP TSK SPSI) Kabupaten Sukabumi, Moch Popon menyebutkan, mengaku cukup kecewa dengan sikap DPR dan pemerintah yang terkesan memaksakan pengesahan RUU Cipta Kerja.

"Ini akan menjadi tsunami (bencana) dahsyat bagi buruh. Perlindungan buruh semakin longgar, kepastian hukum bekerja semakin diabaikan," ujarnya.

Ia mengaku akan mengambil langkah-langah hukum melalui induk organisasi agar pemerintah maupun DPR bisa mempertimbangkan kembali pengesahan RUU sapujagat tersebut.

"Secara hukum kita akan mengambil langkah konstitusional melalui induk organisasi. Kita akan segera mengajukan judicial review. Dan pada tingkat bawah kita akan segera melakukan konsolidasi untuk mengambil langkah strategis dalam rangka meminimalisir risiko atas pemberlakuan UU Cipta Kerja ini," tandasnya.

Ingat Pesan Ibu: Wajib 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di setiap kegiatan.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Sukabumi20 Februari 2025, 20:30 WIB

Pemukiman Diserbu Lalat, Emak-emak Geruduk Peternakan Ayam di Cidahu Sukabumi

Emak-emak asal Kampung Cibaregbeg Cicurug Sukabumi itu resah karena jumlah lalat semakin banyak dan terus bersarang di rumah mereka.
Sambil membawa panci dan alat masak, momen emak-emak geruduk peternakan ayam di Cidahu Sukabumi. (Sumber Foto: Tangkapan layar video/Istimewa)
Film20 Februari 2025, 20:00 WIB

Sinopsis Drama Korea The Witch, Dibintangi Park Jin Young dan Roh Jeong Eui

The Witch adalah drama korea terbaru di bulan ini dengan mengusung genre romantis misteri dan telah tayang secara perdana pada Sabtu, 15 Februari 2025.
Sinopsis Drama Korea The Witch, Dibintangi Park Jin Young dan Roh Jeong Eui (Sumber : Instagram/@channela_insta)
Life20 Februari 2025, 19:00 WIB

Misteri Guna-Guna Tanah Panguragan: Legenda Ilmu Hitam dari Cirebon

Tanah Panguragan Cirebon menyimpan cerita misteri tentang ilmu guna-guna atau ilmu hitam yang konon sudah ada sejak zaman dahulu.
Ilustrasi - Tanah Panguragan Cirebon menyimpan cerita misteri tentang ilmu guna-guna atau ilmu hitam yang konon sudah ada sejak zaman dahulu. (Sumber : Freepik.com).
Nasional20 Februari 2025, 18:57 WIB

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Resmi Ditahan KPK: Pakai Rompi Oranye, Tangan Diborgol

KPK menetapkan Hasto Kristiyanto sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap pada PAW anggota DPR RI yang juga menyeret Harun Masiku.
Hasto saat ditampilkan KPK dalam konferensi pers. (Sumber Foto: Youtube KPK RI)
Jawa Barat20 Februari 2025, 18:32 WIB

Dedi Mulyadi sebut Susi Pudjiastuti Siap Jadi Penasihatnya di Pemprov Jabar Tanpa Honor

Dedi Mulyadi berharap mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu tetap memiliki semangat kuat dalam membantu Pemprov Jabar menjaga kelestarian laut.
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bakal diangkat jadi penasihan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi tanpa honor. (Sumber Foto: Instagram/@susipudjiastuti115)
Sukabumi20 Februari 2025, 18:22 WIB

Mahasiswa Sukabumi Bersiap! Aksi Indonesia Gelap 21 Februari 2025: Darurat Pendidikan

elain indonesia gelap, tagar darurat pendidikan dan tolak efisiensi anggaran menjadi tiga isu utama dalam aksi yang rencananya akan di mulai dari kawasan Cibolang Cisaat Kabupaten Sukabumi.
Ilustrasi aksi mahasiswa sukabumi. Aksi indonesia gelap direncanakan berlangsung 21 Februari 2025 (Sumber: dok sukabumiupdate)
Sukabumi20 Februari 2025, 18:13 WIB

Gempa Dangkal M4,5 Guncang Sukabumi, BMKG: Aktivitas Sesar Aktif Bawah Laut

Episenter gempa terletak pada koordinat 7.59 LS dan 106.18 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 73 km Barat Daya Bayah Banten.
Episenter gempa dangkal M4,5 di laut Bayah Banten yang terasa hingga Sukabumi pada Kamis, 20 Februari 2025 pukul 17:12:27 WIB. (Sumber : BMKG)
Life20 Februari 2025, 18:00 WIB

Pemimpin Baru Sukabumi: Baca Doa Ini Agar Dapat Memimpin dengan Amanah dan Berkeadilan

Baca doa ini agar para pemimpin baru Sukabumi dapat amanah dalam mengemban tugasnya.
Baca doa ini agar para pemimpin baru Sukabumi dapat amanah dalam mengemban tugasnya. (Sumber : Istimewa.).
Jawa Barat20 Februari 2025, 17:39 WIB

Viral Turun dari Mobil di Area Satwa Taman Safari, Satu Keluarga asal Sukabumi di-Blacklist

Pihak TSI menyebut keluarga asak Sukabumi yang turun dari mobil di kawasan satwa lepas itu terjadi ketika Safari Journey di area flamingo, bukan ekshibit singa.
Tangkapan layar video viral pengunjung yang turun dari mobil di area satwa Taman Safari Bogor (Sumber Foto: Istimewa)
Entertainment20 Februari 2025, 17:30 WIB

BLACKPINK Umumkan Jadwal World Tour 2025, Apakah Ada Jakarta?

Grup beranggotakan Jisoo, Jennie, Rose, dan Lisa itu akan memulai world tour di Stadion Goyang, Korea Selatan selama dua hari pada 5 dan 6 Juli 2025. Kemudian dilanjutkan mereka berempat bakal mendatangi kota di Amerika Serikat.
BLACKPINK Umumkan Jadwal World Tour 2025, Apakah Ada Jakarta? (Sumber : X/@soompi)