SUKABUMIUPDATE.com - Empat perempuan muda asal Sukabumi diamankan otoritas keamanan Pelabuhan Pangkal Balam saat turun dari Kapal Motor (KM) Srikandi Line pada Jumat (24/1/2020) dini hari sekitar pukul 04.00 WIB. Keempat gadis itu diduga menjadi korban human trafficking.
BACA JUGA: Berangkat Naik Kapal Laut, Empat Gadis Belia Asal Sukabumi Pesanan Sindikat Lokalisasi?
Mereka masing-masing berinisial OLN (19 tahun) asal Sukamantri, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi. RF (18 tahun) asal Mangkalaya, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi. RPL (16 tahun) asal Subangjaya, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi. Serta NN (15 tahun) asal Pamuruyan, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi.
Salah seorang remaja yang diduga menjadi korban human trafficking berinisial RPL menjelaskan kronologi mengapa ia bisa sampai di Bangka Belitung. Ia menuturkan, pada hari Selasa pekan lalu, ia bersama tiga orang temannya dari Sukabumi berangkat ke Bangka Belitung dengan menggunakan kapal laut. Ia mengaku diajak untuk bekerja di sebuah restoran di sana.
"Naik kapal itu satu hari satu malam. Awalnya berniat naik pesawat, tapi habis, jadinya naik kapal. Dikasih uang satu orang RP 500.000 oleh Ibu berinisial M yang berada di sana. Rp 500.000 itu untuk jajan Rp 200.000 dan tiket Rp 300.000. Saat sampai di sana, langsung diamankan oleh polisi," tutur RPL kepada sukabumiupdate.com, Senin (27/1/2020).
BACA JUGA: Gadis Belia Asal Cibadak Sukabumi Menghilang, Sempat Kontak Ada di Kapal Laut
RPL mengaku mengenal ketiga temannya yang berangkat dari Sukabumi menuju Bangka Belitung di facebook. Ia menyebut, saat tiba di Bangka Belitung, sudah ada delapan orang yang diamankan oleh pihak kepolisian. "Dijanjiin kerja di restoran, tapi gajinya enggak tau. Alhamdulillah bisa kembali lagi. Dari Sukabumi yang diamankan empat orang pas di sana itu. Yang jemput di sana juga ikut diamankan," jelas RPL.
Sementara itu, ibu dari RPL berinisial ES (45 tahun) mengaku tidak mengetahui bahwa anak bungsunya saat itu akan pergi ke Bangka Belitung. "Ada dua orang temannya datang ke sini menjemput, tidak cerita mau kerja. Anak saya bilang katanya mau berangkat ke rumah teman. Saya bilang ke temannya jangan menginap. Mereka sama-sama korban. Sampai malam tidak ada kabar, baru besok pagi saya mendapat kabar dari polisi di Bangka Belitung bahwa anak saya ada di sana," ungkap ES.
BACA JUGA: Identitas Dipalsukan, Gadis Belia Asal Cibadak Sukabumi Dikabarkan Ada di Bangka Belitung
ES mengatakan, sejak ia mendapat kabar dari pihak kepolisian bahwa anaknya telah diamankan di Pangkalbalam, ES tidak mencari lagi anaknya tersebut. "Kemungkinan dari sini itu berangkat ke sana. Selebihnya saya di rumah saja karena si anak video call saat sudah di sana bersama polisi. Saya tidak mencari lagi karena sudah ada kabar," kata ES.
ES menduga anaknya diimingi-imingi untuk bekerja di sebuah restoran. Saat berkomunikasi terakhir dengan anaknya, anaknya tersebut hanya mengatakan sudah turun dari kapal. "Dia telepon ke kakaknya, katanya emang naik kapal udah di kepolisian dan minta nomor rumah. Akhirnya polisi menghubungi saya. Saya panik karena itu jaraknya jauh, dia tidak pernah berangkat jauh. Untuk pelaku, ya kami minta diproses sesuai hukum yang ada saja. Saya tidak mengenal pelaku," tandas ES.