SUKABUMIUPDATE.com - Salah satu kader partai Gerindra Kabupaten Sukabumi, Denden, melaporkan balik Muhamad Saiful Hadi (27 tahun) ke polisi. Hadi adalah panitia acara kedatangan Cawapres Sandiaga Uno di Gedung Juang 45 Kota Sukabumi beberapa waktu lalu, yang belakangan mengaku jadi korban pengeroyokan di Kantor DPC Gerindra Kabupaten Sukabumi.
Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Sukabumi, Yudha Sukmagara, menuturkan, Denden terlibat perkelahian dengan Hadi. Yudha pun mengklarifikasi kabar soal pengeroyokan yang disampaikan Hadi ke sejumlah media.
"Karena ini negara hukum, saudara Denden pun merasa keberatan. Maka Denden ikut melaksanakan upaya hukum dan membuat pelaporan tentang perkelahian yang terjadi. Begitu pun dengan saudara Hadi," ungkap Yudha kepada awak media di Mapolres Sukabumi Kota, Kamis (31/1/2019) malam.
Yudha kembali menyampaikan bahwa kabar yang disampaikan Hadi (soal pengeroyokan, red) adalah tidak benar. Menurut Yudha, yang terjadi adalah perkelahian satu lawan satu.
Pihaknya kini menyerahkan semua proses hukum kasus tersebut kepada polisi untuk ditindaklanjuti. Soal pengakuan Hadi yang terlanjur diberitakan beberapa media, Yudha berencana melayangkan somasi.
"Saya sebetulnya dari awal tidak berpikir merasa dirugikan. Kami akan lanjutkan upaya hukum ini besok (Jumat 1 Februari, red)," ujarnya.
BACA JUGA: Keributan di DPC Partai Gerindra Kabupaten Sukabumi, Panitia Acara Sandiaga Uno Lapor Polisi
Di sisi lain, Yudha menyebut Denden mengalami luka cukup parah disertai muntah-muntah. "Kami di sini mengedepankan korban dulu, ini merupakan upaya hukum pribadinya," imbuhnya.
Ia menerangkan, pihaknya sudah berupaya melakukan pelaporan dan upaya hukum sejak Kamis siang. Namun karena menurutnya kondisi di lingkungan Polres Sukabumi saat itu tidak kondusif, pihaknya menunggu untuk mendatangi kepolisian pada malam hari.
"Jadi kami menunggu, jangan sampai ada gesekan yang tidak diinginkan," ucapnya.
BACA JUGA: Klarifikasi Yudha Sukmagara Soal Keributan di DPC Partai Gerindra Kabupaten Sukabumi
Ia berharap, kejadian tersebut tidak menjadi konsumsi publik yang dibesar-besarkan. Yudha mengaku sedih melihat kejadian tersebut.
"Ini perkelahian. Ini ranah pribadi antar pribadi. Tidak ada unsur partai dan tidak ada unsur politik, atau unsur lain," pungkasnya.