SUKABUMIUPDATE.com – Kasus asusila yang melibatkan anak dibawah umur kembali terjadi di Sukabumi. Sabtu (20/10/2018) silam, NR (7 tahun) siswi kelas 1 Sekolah Dasar di Desa Ciengang, Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi jadi korban aksi cabul oleh tiga orang teman sekelasnya.
Ada sejumlah fakta miris yang dikumpulkan dari kronologis dan pengakuan korban kepada keluarganya serta keterangan dari Koordinator Pelayanan Pendidikan (Koryandik) Kecamatan Gegerbitung. Fakta pertama, terkait lemahnya pengawasan guru dan minimnya fasilitas sekolah.
Tindak asusila ini dilakukan oleh ketiga rekan sekelas korban saat jam istirahat di sebuah kebon jabon di belakang sekolah. Koryandik Kecamatan Gegerbitung, Iman Sudirman mengakui jika tindakan asusila ini menjadi pelajaran penting bagi penyelenggara pendidikan di Kabupaten Sukabumi.
BACA JUGA: Siswi Kelas 1 SD Diduga Dicabuli Teman Sekelas, Ini Kata Koryandik Gegerbitung Sukabumi
Iman mengakui jika kejadian ini karena lemahnya pengawasan akibat kurangnya jumlah tenaga pengajar di sekolah tersebut. Hanya ada 7 orang guru yang harus mengawasi enam ruang kelas yang berisi 123 siswa.
Selain kurang guru, sekolah ini juga tidak memiliki tenaga keamanan atau penjaga sekolah yang biasanya ikut mengawasi aktivitas murid di luar ruang kelas. Sekolah ini juga tidak memiliki toilet sendiri jadi siswa SD harus menumpang toilet SMP yang masih satu kawasan.
“Ini menjadi pelajaran yang berharga bagi para pendidik dan penyelenggara pendidikan, semoga tidak terulang dan bisa segera dicarikan solusi,” jelas Iman kepada sukabumiupdate.com, Rabu (24/10/2018).
BACA JUGA: Siswi SD Dicabuli Teman Sekelas di Gerbi Sukabumi, Begini Tanggapan Ketua P2TP2A
Sekolah ini juga tidak dilengkapi pagar pembatas jadi siswa bisa berkeliaran jauh saat jam istirahat tanpa terpantau oleh guru. Informasi dari ibu korban, tidak asusila ini terjadi saat NR hendak ke toilet SMP, diperjalanan dicegat oleh ketiga pelaku dan langsung dibawa ke kebon jabon belakang sekolah.
“Cerita anak saya, ia terus berontak dan coba berteriak tapi dibekap dan ditindih oleh oleh para pelaku,” jelas SH, ibu korban kepada sukabumiupdate.com, Selasa (23/10/2018).
Entah belajar dimana, para pelaku ini (IG, DK dan FN) dengan beringas berusaha mengagahi NR disemak belukar dibawah pohon jabon. Kepada keluarganya NR berkisah bahwa tangan dan kakinya dipegang oleh para pelaku sehingga ia tidak bisa melawan.
BACA JUGA: Trauma, Siswi SD Korban Dugaan Pencabulan Teman Sekelas di Gerbi Sukabumi Sering Teriak Ketakutan
Akibat kejadian ini NR tak hanya mengalami luka fisik tapi juga trauma. “Sudah kami bawa ke RSUD Sekarwangi untuk menjalani visum. Walaupun hasil resmi menunggu pihak kepolisian dan kami kami sudah lapor, keterangan tim medis ada luka lecet disekitar kemaluan anak kami walaupun tidak merusak selaput darahnya,” ungkap SH.
Saat ditemui sukabumiupdate.com, Rabu kemaren kondisi korban masih trauma dan belum mau banyak berkomunikasi. Jadi pendiam dan sering mengigau atau teriak teriak saat tertidur seperti dapat mimpi buruk.
“Anak saya membutuhkan terapi, bukan hanya sakit fisik. Tapi yang terpenting menghilangkan trauma pasca terjadinya perlakuan oleh ketiga temanya. Saya ingin pihak yang punya keahlian turun tangan langsung untuk memulihkan kondisi psikisnya," jelas B, ayah korban NR kepada sukabumiupdate.com, Rabu.