SUKABUMIUPDATE.com - Kuliner kripik berbahan dasar singkong terus bermunculan di Sukabumi menunjukan bisnis ini cukup menjanjikan. Nah edisi ini, kita bahas produk usaha kecil menengah (UKM) warga Gang Titiran RT 02/01 Kelurahan Sriwidari Kecamatan Gunungpuyuh kota Sukabumi, yang cukup fenomenal yaitu kripik singkong balado basah Geura Raosan (GR).
"Awalnya kecil-kecilan dari tahun 2002 lalu, prosesnya lumayan lama ngenalin kripik ini sekitar 4 tahun. Alhamdulillah 2006 sudah mulai booming, dan masih dilanjut sampe dengan sekarang," tutur pemilik kripik singkong GR, Meru Atta Wuwur kepada sukabumiupdate.com, Kamis (04/7/2019).
BACA JUGA: Cobain Deh! Bananasti Kripik Pisang ala Mahasiswi Cicurug Sukabumi
Sesuai nama, kripik singkong ini menawarkan sensasi rasa pedas khas balado basoh, dimana bumbu balado menempel kuat di kripik singkong yang dipotong tipis. Selain rasa pedas balado, menurut sang pemilik usaha Meru Atta Wuwur (52 tahun), kripik singkong GR memberikan tawaran sensasi lainnya, yaitu rasa buah.
Menurut Meru, ada tiga macam varian rasa yang ditawarkan, diantaranya Kripik balado rasa jeruk, rasa mangga, dan rasa nanas. Namun saat ini yang paling diminati oleh konsumen adalah kripik balado basah rasa jeruk, karena perpaduan jeruk dan balado ini menimbulkan sensasi gurih dan pedang yang lebih segar.
GR yang sudah mengantongi sertifikat halal dan Angka Kecukupan Gizi (AKG), sudah layak menjadi produk dari Kota Sukabumi untuk melanglang buana ke seluruh dunia, alias di ekspor.
"Selain dijual di Sukabumi, kripik Geura Raosan (GR) ini juga suka ada yang minta (order) dari luar kota, kemarin ngirim ke Bekasi, Jakarta Timur, dan dari Bandung juga ada. Kalo promosi keluar kota mah ya di media sosial di Instagram sama Facebook aja. Kalo ke luar negeri sih belom ada, soalnya kita belum punya channel (relasi) disana." ujar Meru.
BACA JUGA: Turis Mancanegara Saja Beli Enye Waluran Sukabumi, Masa Kamu Gak?
Kripik singkong yang di bandrol dengan harga Rp 15 ribu untuk kemasan besar isi 250 gram, sering ikut bazar Usaha Kecil Menengah (UKM) di berbagai kota di Indonesia, sebagai produk rumahan yang memiliki potensi pasar menjanjikan.
“Keuntungan yang didapatnya perhari itu sekitar 200 - 300 ribu. Produksi terbatas sehari paling 40 kilogram aja. Itu juga saya kerjakan bersama istri,” sambung Meru. “Kalo ada pesanan baru kita perbanyak. Kita juga produksi yang kemasan kecil-kecil untuk warung warung daerah kota Sukabumi, harganya cuma seribu rupiah aja." pungkasnya. Untuk tahu lebih banyak, silahkan cek aja ke sejumlah akun medsos kripik balado GR.