Impor Lagi Beras 500 Ton, Slamet Minta Pemerintah Jujur Soal Impor Pangan

Jumat 18 Mei 2018, 05:48 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Anggota Komisi IV DPR RI, Slamet, meminta pemerintah jujur tentang data pangan nasional. Legislator Fraksi Keadilan Sejahtera dari Sukabumi ini menilai, masih terjadi perbedaan data pangan terutama data produksi dan konsumsi antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan Kementerian Perdagangan dan Perindustrian.

Menurutnya, pembagian kewenangan tugas pokok sesuai fungsi dan peran masing-masing kementerian yang menyebabkan terjadinya “perang data pangan” di internal pemerintah.

"Kementerian Pertanian menyatakan terjadi surplus beras bahkan untuk komoditas beras premium dan jagung telah diekspor, akan tetapi anehnya jika surplus beras mengapa pemerintah impor beras 500 ribu ton lagi? Total tahun ini menjadi 1 juta ton beras impor," beber Slamet kepada sukabumiupdate.com, Jumat (18/5/2018).

BACA JUGA: Anggota DPR RI Fraksi PKS Kritisi Penyaluran CSR PT Telkom

Slamet mengingatkan, pemerintah harus berterus-terang mengemukakan berapa cadangan beras pemerintah (CBP). Pada dua bulan lalu saat Rapat Dengan Pendapat (RDP) antara Komisi IV DPR RI dengan Bulog terungkap bahwa CBP minus 27 ribu ton.

"Ini sesuatu yang tidak masuk akal, CBP dinyatakan minus saat surplus beras. Oleh karena itu, keanehan dan kejanggalan data produksi dan konsumsi pangan harus diakhiri," tandasnya. 

Jika hal seperti itu tidak segera diakhiri, kata Slamet, maka yang terjadi bahwa persoalan pangan akan masuk pada wilayah political game. Apabila demikian maka akan membahayakan ketahanan pangan dan kedaulatan sebagai bangsa.

Beberapa waktu lalu, sambungnya, Kemendag dan Bulog sedang menunggu beras impor masuk ke pelabuhan. Disaat yang sama Kementerian Pertanian bersama beberapa pimpinan lembaga tinggi negara melaksanakan dan mempublikasikan panen raya serta menyatakan Indonesia surplus beras, jadi tidak perlu impor beras.

"Saya meminta kepada Presiden Jokowi untuk turun tangan langsung membenahi, menertibkan, mengevaluasi dan mengendalikan data dan komoditas pangan secara langsung. Sebab kenyataannya tugas melaksanakan koordinasi oleh Kemenko Perekonomian belum berhasil dan tidak berjalan maksimal," ucapnya. 

Hal ini penting, sebab jika langsung di bawah pengawasan presiden secara langsung dan intensif akan mempercepat fungsi koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi kebijakan antar kementerian yang berwenang di bidang pangan sehingga akan menciptakan kebijakan satu pintu melalui data pangan yang valid dan akurat.

BACA JUGA: DPR RI Minta Perusahaan di Sukabumi Pekerjakan Disabilitas

Di samping itu, lanjutnya, Presiden Jokowi akan dapat menepis kecurigaan, praduga, dan pikiran negatif dari sebagian masyarakat dan pelaku usaha bahwa sebenarnya dibalik pertarungan kebijakan impor pangan antar kementerian itu adalah merupakan pertarungan bisnis di antara mereka sendiri dan kelompok bisnisnya karena ada margin yang diperebutkan. 

"Menurut saya, persoalan pangan tidak boleh masuk ranah politik karena ketersediaan, keterjangkauan, keamanan, dan kesehatan pangan adalah hajat hidup orang banyak dan menjadi tugas pemerintah, sesuai UU Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan," tuturnya. 

 Sudah saatnya Presiden Jokowi segera mengeluarkan keputusan pembentukan Badan Pangan Nasional, sesuai amanat UU Nomor 18 tahun 2012. Yang seharusnya sudah dibentuk bulan November 2015. Jadi sudah terlambat karena dengan lahirnya BPN ini akan merestrukturisasi sistem, mekanisme, dan tata niaga pangan nasional.

BACA JUGA: drh Slamet, Legislator Senayan Baru dari Sukabumi

Slamet masih optimis Indonesia akan menjadi negara lumbung pangan dunia mengingat topografi Indonesia sebagai negara tropis, selalu disinari matahari untuk proses fotosintesis, kekayaan flora fauna yang bersifat big diversity namun belum maksimal dikembangkan dan diproduksi. 

"Hal itu dengan syarat bahwa kekayaan Indonesia harus dikelola dengan benar, integratif, lestari, dan melibatkan partisipasi rakyat Indonesia," pungkasnya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Motor25 April 2024, 11:00 WIB

8 Dampak yang Terjadi Apabila Motor Jarang Dipanaskan, Yuk Kenali!

Jarang memanaskan motor dapat menimbulkan beberapa dampak negatif.
Jarang memanaskan motor  dapat menimbulkan beberapa dampak negatif. | (Sumber : Freepik.com/@ pressfoto)
Nasional25 April 2024, 09:03 WIB

Menunggu Prabowo-Gibran Dilantik, Begini Aturan Pasang Foto Presiden dan Wapres

Foto presiden dan wakil presiden sering dipasang di berbagai instansi dan kantor.
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. | Foto: Instagram/Prabowo Subianto
Sehat25 April 2024, 09:00 WIB

Mengenal 6 Manfaat Lidah Buaya untuk Kesehatan, Bisa untuk Menyembuhkan Luka!

Manfaat Lidah Buaya untuk Kesehatan yang jarang orang ketahui.
Ilustrasi - Manfaat Lidah Buaya untuk Kesehatan yang jarang orang ketahui.(Sumber : Freepik.com/@Racool_studio)
Keuangan25 April 2024, 08:21 WIB

Daftar Lengkap 537 Pinjol Ilegal Terbaru yang Diblokir Satgas Pasti

Satgas Pasti mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati.
(Foto Ilustrasi) Satgas Pasti memblokir 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi. | Foto: Istimewa
Sehat25 April 2024, 08:00 WIB

10 Rekomendasi Asupan Sehat untuk Mengatasi Serangan Asam Urat

Berikut Rekomendasi Asupan Sehat untuk Mengatasi Serangan Asam Urat. Yuk Coba Konsumsi!
Ilustrasi. Minyak Zaitun. Rekomendasi Asupan Sehat untuk Mengatasi Serangan Asam Urat (Sumber : pixabay.com/@SteveBuissinne)
Life25 April 2024, 07:00 WIB

Komunikasi Terbuka, 10 Cara Mendidik Anak Laki-laki yang Susah Diatur

Penting untuk terus beradaptasi dengan kebutuhan dan kepribadian anak laki-laki yang sulit diatur sambil tetap memegang nilai-nilai dan prinsip yang diyakini.
Ilustrasi pola asuh orang tua. | Komunikasi Terbuka: Cara Mendidik Anak Laki-laki yang Susah DiaturFoto: Freepik/@foto tekan
Food & Travel25 April 2024, 06:00 WIB

Cara Membuat Rebusan Daun Mahkota Dewa untuk Mengatur Gula Darah, Ini 7 Langkahnya!

Jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum mengonsumsi rebusan atau ramuan herbal apa pun, termasuk rebusan daun mahkota dewa.
Cara Membuat Rebusan Daun Mahkota Dewa. Foto: Instagram/@kebuhbuahkita
Science25 April 2024, 05:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 25 April 2024, Pagi Cerah Berawan dan Siang Potensi Hujan

Cuaca Sukabumi dan sekitarnya pada 25 April 2024, berpotensi pagi cerah dan hujan siang hari di semua wilayah Jawa Barat.
Ilustrasi - Cuaca Sukabumi dan sekitarnya pada 25 April 2024, berpotensi pagi cerah dan hujan siang hari di semua wilayah Jawa Barat. (Sumber : Freepik)
Sukabumi Memilih25 April 2024, 00:04 WIB

Ditutup 25 April, DPC Demokrat Jaring 7 Bacalon Bupati/Wakil Bupati Sukabumi

Tercatat sebanayk tujuh orang yang menyatakan akan maju menjadi calon bupati / wakil bupati Sukabumi yang akan maju melalui partai demokrat
Bambang Topan Firmasyah bakal calon wakil Bupati di Pilkada 2024 saat mendaftar di Kantor DPC Partai Demokrat Kabupaten Sukabumi | Foto : Ilyas Supendi
Sukabumi24 April 2024, 23:27 WIB

Dinas PU Perbaiki Titik Kerusakan di Jalan Ahmad Yani Palabuhanratu Sukabumi

Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Sukabumi melakukan perbaikan jalan rusak yang sempat menjadi keluhan warga di ruas Jalan Jendral Ahmad Yani, Kelurahan Palabuhanratu, Kecamatan Palabuhanratu.
Petugas Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Sukabumi perbaiki jalan Jendral Ahmad Yani di Palabuhanratu | Foto : Ilyas Supendi