SUKABUMIUPDATE.com - Sejak DKI Jakarta dinyatakan zona merah Covid-19, perbatasan Cianjur-Bogor mulai dijaga ketat. Apalagi saat Kabupaten Bogor yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Cianjur mulai memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), penyekatan dilakukan semakin ketat.
Untungnya, kebijakan PSBB Bogor membuat volume arus lalu lintas yang melintasi perbatasan pun mulai berkurang.
BACA JUGA: PSBB Bogor, Kendaraan Plat Luar Daerah yang Masuk Cianjur Berkurang
Jika pelintas batas berkurang, sebaliknya kawasan rest area Segar Alam di Puncak Pass yang biasanya ramai pengunjung justru ramai oleh puluhan monyet. Gerombolan monyet yang biasanya berkeliaran di gunung dan hutan sekitar Taman Wisata Alam Jember (TWAJ), kini turun ke jalan karena kelaparan.
Bu Eti (57 tahun), pemilik warung yang lokasinya tepat di sebelah pintu gerbang TWAJ menyatakan pada hari-hari biasa pun sebetulnya suka ada monyet yang datang. Namun, saat ini makin banyak monyet yang turun dari area taman wisata.
BACA JUGA: Diduga Pemeriksaan Longgar, 17 Ribu Pemudik Masuki Cianjur
"Kalau pagi-pagi bisa mencapai seratus ekor jumlahnya. Mereka lapar," ujar Bu Eti saat ditemui di rest area, Rabu (15/4/2020).
Di lokasi taman wisata, kata dia, biasanya para pengunjung memberi mereka makan, jadi tidak terlalu banyak monyet yang turun ke rest area. Sekarang setelah taman ditutup, lebih banyak yang turun, memungut sisa makanan dan mencuri apa saja dari warung-warung yang masih buka, termasuk warung Bu Eti yang letaknya persis di samping gerbang TWAJ.
"Kemarin malah ada yang mencuri sekantong besar kerupuk dan toples permen," katanya.
BACA JUGA: Dikepung Zona Merah, Cianjur Siapkan Rp 100 Miliar untuk Tangani Covid-19
Bu Eti mengaku tak bisa sepenuhnya marah pada monyet-monyet itu. Meskipun nakal-nakal, tambah Bu Eti, monyet-monyet ekor panjang itu adalah makhluk yang setia kawan.
"Jika ada monyet yang mati ketabrak kendaraan atau kena strum listrik, puluhan monyet akan turun dari taman wisata dan mengeluarkan pekikan-pekikan keras bersahut-sahutan," tuturnya.
BACA JUGA: PDP di Cianjur Bertambah dari Buruh Pabrik di Sukabumi
Bu Eti yang mengaku berasal dari Desa Cimacan, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, berdagang di Rest Area Segar Alam, Puncak Pass, sejak tahun 1980-an. Sejak heboh Corona, Bu Eti mengaku pendapatannya turun hingga 70 persen. Sebelumnya, banyak pengasong yang membeli makanan, minuman, dan rokok dari warungnya untuk kemudian dijajajakan kembali.
"Sekarang mah tidak ada. Pengasong mau jual ke siapa? Tak ada pengunjung yang datang. Sepi. Yang datang ke warung tinggal penduduk sekitar atau aparat yang lagi bertugas di sini, itu pun jarang. Warung lain di sini udah banyak yang tutup," kata dia.